[CERPEN] Petualangan Cari Takjil
![]() |
ilustrasi takjil ramadan (pexels.com/king Ho) |
“Belum, Dek, ini masih lama, Dek. Bahkan ini saja masih sekitar 2 hari lagi sebelum bulan puasa. Jadi kita harus nunggu.”
“Tak sabar, Kak, untuk bulan puasa, nih.”
“Iya, Dek. Sabar, ya.”
“Jadi kapan, Kak? Aku tidak sabar untuk mengikuti dan berburu takjil, Kak.”
“Tunggu aja deh ya, pasti kita akan berburu takjil, kok. Kamu ndak usah cemas, Dek.”
“Baik, Kak. Tapi, Kak, walau kita nonmuslim Apakah boleh kita berburu takjil?”
“Jelaslah boleh, Dek.”
***
Begitulah salah satu dari beberapa orang nonmuslim yang sangat excited dan tidak sabar untuk mengikuti perburuan takjil. Sebuah tradisi yang hanya bisa dilakukan 1 bulan setiap tahun Hijriah. Banyak sekali penjual makanan dan minuman, terutama makanan-makanan manis dan minuman-minuman segar di sore hari.
Takjil adalah istilah yang merujuk pada hidangan ringan yang dikonsumsi saat berbuka puasa, terutama selama bulan Ramadan. Kata “takjil” berasal dari bahasa Arab, “ta’jil,” yang berarti “menyegerakan” atau “mempercepat”. Dalam konteks puasa, takjil berarti menyegerakan berbuka puasa.
Di Indonesia, takjil lebih dikenal sebagai makanan atau minuman ringan yang dikonsumsi saat berbuka puasa. Takjil biasanya berupa hidangan manis dan menyegarkan, seperti kolak, es buah, kurma, gorengan, dan lain-lain.
Tradisi takjil inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat. Baik yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa. Baik yang muslim maupun yang nonmuslim. Di sini, kumpulan para manusia yang senang dengan kuliner-kuliner berkumpul di satu tempat atau di beberapa tempat, berpencar dengan menyajikan atau menjual hidangan-hidangan yang lezat.
Bagi yang muslim, ini akan melepaskan rasa dahaga dan lapar yang sudah ditahan kurang lebih 12 sampai 13 jam. Sementara itu, bagi yang nonmuslim atau yang sedang berhalangan berpuasa, momen ini akan menjadi perburuan kuliner yang hanya bisa dilakukan 1 bulan setiap tahun Hijriah.
Biasanya di siang hari, banyak warung yang tutup atau membatasi penjualan mereka karena waktu berpuasa. Beberapa warung baru buka warung biasanya di sore hari. Ada juga beberapa yang buka di jam biasa, tetapimereka akan menggunakan tutup tirai dan lebih ketat menyeleksi siapa aja yang boleh masuk ke warung. Bahkan, orang yang awalnya tidak menjual makanan di luar bulan Ramadan, akhirnya membuka stan makanan atau penjual takjil di sore hari, mulai jam 15.00 atau jam 16.00 sampai makanannya habis atau menjelang berbuka puasa.
Saat pukul 15.00 atau 16.00, atau biasanya habis waktu salat Asar, beberapa orang sudah mulai turun ke jalan untuk memulai perburuan makanan yang ditunggu-tunggu selama hampir setahun sekali.
Baik yang muslim maupun yang nonmuslim pasti akan berkeliling mencari makanan yang sesuai dengan selera mereka.
***
“Kak, buruan Kak, nanti kehabisan!”
“Iya, Dek, sabar. Kakak harus berdandan dulu. Biasa, kita tidak boleh terlihat seperti orang nonmuslim, Dek. Makanya, Kakak harus memakai pakaian tepat.”
“Tapi kenapa Kakak pinjam jilbab tetangga kita, Kak?”
“Yah … agar tidak menciptakan kecurigaan terhadap penjualnya nanti. Biasanya itu, banyak penjual yang akan mencurigai kita. Soalnya Kakak pernah.”
“Pernah apa, Kak?”
“Pernah tuh, Dek, Kakak pakai pakaian biasa, tapi masih sopan, tiba-tiba penjualnya itu langsung memprioritaskan yang muslim. Kakak mau jengkel dan kesal, tetapi itu hak mereka. Tetapi Kakak tetap dapat. Makanya Kakak langsung bergegas memakai pakaian yang bisa kamuflase mereka.”
“Tapi kan, Kak, takjil ini kan bukan untuk orang muslim aja, Kak.”
“Tapi Kakak takut seandainya Kakak digituin lagi tahun ini, Dek. Semoga tahun ini kita dapat takjil yang cukup banyak untuk kita bisa makan di rumah.”
“Ya udah, Kak. Lebih baik kita pergi, Kak, sudah pukul 4 sore.”
“Iya, betul. Ayo, kita naik motor dan segera kita jalan.”
***
Beberapa tahun terakhir, terjadi suatu perubahan struktur budaya yang mengubah petualangan takjil di Indonesia. Perubahan struktur budaya yang terjadi di petualangan takjil tersebut membuat pencarian takjil lebih mendalam dan lebih menyenangkan. Akan tetapi, membuat takjil tidak aman untuk muslim yang berpuasa. Nama perubahan tersebut yakni “war takjil”.
War takjil lahir dari sebuah konten yang terlihat untuk bersenang-senang terkait perburuan takjil dari seorang pendeta. Pendeta itu mengajak para jemaatnya untuk memulai berburu takjil dengan suasana hati yang menyenangkan.
***
Tentang Penulis
Saya Munirul Aswad, lahir di Tarakan pada tanggal 17 September 2002. Seorang introver yang aktif organisasi. Mencari pengalaman di mana dan dari siapa saja. Sifat netral dan independen. Sedang menempuh pendidikan di UBT Jurusan Pendidikan Matematika. Saya berharap bisa jadi diri sendiri. Kunjungi media sosial saya IG @munirul_aswad_45, Twitter @MunirulAswad, dan Wattpad @MunirulAswad.
Posting Komentar