Strategi Jitu Menulis 45 Artikel dalam 50 Hari
Memiliki tulisan yang berhasil terbit ke media nasional adalah satu impian yang diidam-idamkan calon penulis di luar sana. Alih-alih namanya berhasil terpampang berkat tulisan kerennya dan menembus halaman pencarian Google merupakan kebanggaan tersendiri khususnya bagi penulis artikel. Itu tandanya tulisan kamu berhasil memikat visitor (pengunjung situs) untuk klik judul artikel kamu dan membaca keseluruhan isi didalamnya. Namun apa jadinya, jika kamu adalah seorang pemula yang baru terjun menulis artikel untuk diterbitkan ke media? Pastinya kamu butuh panduan agar tidak hilang arah dan tetap konsisten untuk menulis.
Sebelum
beranjak lebih jauh, kamu perlu tahu dulu nih, kira-kira ada nggak tujuan
spesifik jika ingin menulis artikel dan dipublikasikan ke media nasional.
Apakah kamu hanya sekedar iseng-iseng menulis aja? Atau kamu sebenarnya punya
keinginan dalam jangka waktu tertentu, aku harus artikel sekian dalam waktu
sekian.
Sesuai dengan judulnya, kali ini kita akan membahas tentang strategi jitu menulis 45 artikel hanya dalam waktu 50 hari. Pertanyaannya Apakah waktunya bakalan cukup untuk menulis artikel sebanyak itu. Terus buat yang nggak pernah nulis gimana? Pastinya ini jadi tantangan banget dong buat kamu yang nol banget soal dunia kepenulisan media. Tenang aja kawan, jawabannya bisa kamu temukan lebih lanjut dalam artikel ini. Keep scrolling, ya!
1. Tentukan kanal mana yang ingin kamu tuju
Dalam
proses menulis artikel, kamu akan bertanya dulu kepada dirimu sendiri.
Kira-kira enaknya aku bakal nulis tentang apa ya? Kalau kamu adalah seorang
pemula yang baru banget terjun di dunia menulis, jangan bingung dulu untuk
menentukan mau ambil tema apa dan fokus dengan kanal yang mana. Kamu bebas kok
mau nulis apa aja sebagai awalan.
Namanya
seorang penulis pemula sama aja dengan menjadi selayaknya manusia. Kamu juga
perlu mencari jati diri sampai kamu menemukan style dan preferensi kanal apa yang cocok untuk kamu. Kamu bisa
gali dari tema apa yang kamu senangi, tema yang memang kamu menguasai dan bisa
kamu eksekusi menjadi artikel yang menarik, informatif, dan menyelipkan pesan
edukatif di dalamnya.
Memikirkan
satu kanal mana yang cocok di awal proses kamu menulis dan belum punya artikel
yang terbit sama sekali tentunya menyulitkan bagi kamu untuk melangkah. Jangan
terpatok sama kanal apa tapi tulislah apa yang kamu bisa. Siapa tahu
ketertarikan itu muncul setelah artikel pertama kamu terbit dan kamu bakal
ketagihan buat nulis dan ngulik satu kanal yang sudah kamu tentukan ini.
Tapi ini tidak berlaku bagi yang sudah punya ancang-ancang terkait tema dan calon judul artikel ya. Ketika kamu sudah settle dalam satu kanal dan kanal yang kamu suka ini bisa sebagai modal awal untuk longlast ke artikel kamu selanjutnya. Jika ingin pindah kanal pun tidak ada masalah, asalkan kamu sudah paham akan pondasi yang kamu bangun di awal dengan kanal yang sebelumnya kamu pilih.
2. Pahami Panduan Menulis Setiap Media yang Kamu Tuju
Setiap
media punya panduan menulisnya masing-masing. Ibaratkan kamu bertamu ke rumah
orang, pastinya ada adab dan etika yang harus dipatuhi. Sama juga dengan
menulis di media. Kamu juga perlu memperhatikan panduan menulis yang ada.
Semuanya in general, mulai dari panduan menyisipkan gambar, referensi yang kamu gunakan untuk riset bahan artikel, poin pembahasan yang kamu tuliskan dalam artikel, panduan penulisan sumber gambar, penyusunan judul artikel dan lain sebagainya harus kamu ikuti. Nggak banyak penulis yang terkadang gagal terbit alias batal naik artikelnya karena ada kesalahan dan tidak mengikuti panduan menulis. Sebisa mungkin kamu perlu hindari dan ikuti dari sekarang ya agar tidak menyesal di kemudian hari.
3. Buat
seed keyword dan content pillars untuk stok artikel
Kalau
kamu berkeinginan untuk stok menulis artikel yang banyak dan bisa dipakai dalam
berhari-hari, ada baiknya kamu perlu untuk list apa saja kata kunci yang bakal
kamu bikin menjadi sebuah artikel yang lengkap. Buat di notes atau catatan kecil kata kunci apa yang kamu ingin susun,
rincikan juga poin pembahasan yang ingin kamu susun.
Selain
itu, dari sekarang, kamu bisa riset tentang gambar yang royalty-free images sesuai dengan pembahasan dan artikel yang mau
kamu kulik nanti. Hal ini kamu terapkan agar memudahkan saat proses finishing
artikelnya nanti.
Kamu juga bisa buat content pillars sebagai panduan dalam menyusun artikel yang bisa dipakai dalam beberapa hari kedepan. Misalnya kata kunci dasar yang kamu ingin buat adalah tips dekorasi rumah. Dari kata kunci ini, kamu bisa turunkan menjadi beberapa kata kunci turunan seperti tips dekorasi kamar tidur minimalis, tips dekorasi kamar bergaya Skandinavian, tips dekorasi kamar dengan filosofi Friluftsliv, tips dekorasi toilet, tips dekorasi meja makan berempat, dan lain-lain. Content pillars ini membuat proses menulismu jadi tidak monoton dan anti membosankan. Kamu bisa stok ide setiap hari jadi targetmu menyelesaikan 45 artikel dalam 50 hari jadi lebih terstruktur dan terencana.
4. Rancang
outline setiap calon judul artikel
Pemilihan
dan penyusunan outline juga menjadi penting untuk membuat sebuah artikel.
Outline atau kerangka tulisan membuat kamu tahu kira-kira kamu akan membuat
artikel judul apa, ada berapa poin pembahasan, kira-kira arah tulisannya mau
kemana. Untuk poin pembahasan, kamu jangan bingung buat menentukan berapa
banyaknya ya.
Biasanya yang paling minim dalam satu artikel paling tidak mencakup tiga poin pembahasan. Bisa lebih tapi tidak boleh kurang dari itu, ya! Silakan disesuaikan dengan kebutuhan kamu menulis. Kalau misal pengennya dari awal bahas lima poin maka di artikel tersebut juga harus ada lima poin.
5. Riset sebanyak-banyaknya
Riset
dalam membuat sebuah artikel juga penting. Riset ini bisa dalam berbagai cara.
Mulai dari riset apakah calon judul artikel yang akan kamu bikin ini kira-kira
sudah pernah ditulis sama kontributor sebelumnya? Jika sudah, jangan lengah!
Kamu tetap bisa untuk menulis artikel yang serupa. Tapi dengan catatan, kamu
harus bisa eksplor dengan pembahasan dan sisi yang berbeda yang belum pernah
dikupas sebelumnya. Dari proses riset ini bisa dibilang membutuhkan waktu yang
lama karena kamu akan bersamaan dengan proses pengubahan outline apabila calon
tulisanmu ini sudah banyak ditulis oleh kontributor atau penulis yang lain.
Pastikan kamu bisa untuk mengemas tulisan yang menarik dengan gaya kamu. Jangan plek ketiplek sama persis dengan tulisan orang lain. Ciptakan tulisan sesuai dengan diri kamu sendiri. Riset juga bisa kamu lakukan dengan beberapa media baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini kamu lakukan sebagai perbandingan kira-kira poin apa sih yang belum dikulik sama penulis lain. Ingat penulis yang baik juga berawal dari pembaca tulisan orang lain. Maka riset ini juga bisa kamu lakukan dengan membaca tulisan-tulisan orang lain yang sudah pernah terbit.
6. Lakukan
self-editing sebelum dipublikasikan
Sebelum
kamu mengirimkan artikel kamu ke editor, ada baiknya kamu perlu melakukan self-editing
tipis-tipis agar artikel kamu terbebas dari kesalahan. Baik kesalahan secara
tata bahasa, ejaan, maupun format panduan yang sudah diberikan media itu
sendiri.
Salah satu skill seorang penulis artikel adalah harus peka akan tulisannya sendiri. Harus tahu dan mau berkorban banyak untuk memperbaiki hasil tulisannya sendiri. Harus mau dikritik dan semakin banyak dikritik bisa-bisa kesalahan kamu menulis jadi minim. Jangan sepelekan bagian ini ya teman-teman kalau kamu benar-benar konsisten untuk terbit terus artikelnya setiap hari.
7. Revisi sesuai saran editor
Setelah
kamu mengirimkan tulisan pastinya kamu akan menunggu proses moderasi yang
dilakukan oleh pihak editor. Saat editor sudah melakukan kurasi, ternyata
mereka menemukan kesalahan yang harus diperbaiki oleh penulis. Inilah yang
disebut dengan revisi. Ikuti saran dari editor untuk merevisi artikel kamu.
Bisa-bisa artikel kamu belum sesuai nih sama panduan penulisan yang diberikan
sama mereka.
Tapi tidak hanya sebatas itu saja, editor mungkin meminta kamu untuk lebih eksplor dalam segala sisi atas tulisan yang sudah kamu buat. Misalnya mereka minta link atau tautan yang perlu disematkan di akhir artikel sebagai cross check atas validasi informasi yang kamu sampaikan di artikel. Hal ini membantu editor untuk mengecek apakah ada indikasi plagiarisme dalam artikel kalian atau tidak.
8. Share artikel ke teman-teman kamu
Setelah kamu revisi, pilihannya ada dua. Apakah artikel kamu dihold sama mereka atau berhasil terbit. Jika artikelmu berhasil terbit maka inilah saat yang paling kamu nantikan. Kamu akan mendapatkan notifikasi bahwa artikel kamu sudah terbit dan naik ke dashboard mereka. Saat artikelmu berhasil terbit, jangan lupa untuk share artikel ke temen-temen kamu ya agar kesempatan tulisanmu dibaca oleh banyak orang makin lebar.
Menulis 45 artikel selama 50 hari kedengarannya memang sulit untuk direalisasikan. Namun kalau kamu sudah punya strategi sesuai dengan apa yang dijelaskan di atas, keraguanmu akan target tadi bakal sirna seketika. So, jangan ragu dan tetap menulis aja. Tulis sebanyak-banyaknya lama-lama juga akan panen sendiri kok.
Ingatlah
bahwa proses menulis bukan hanya tentang mencapai target jumlah kata atau
artikel, tetapi juga tentang kamu belajar akan tulisan tulisan yang pernah kamu
terbitkan. Setiap kata yang kamu tulis, setiap artikel yang kamu selesaikan,
merupakan proses kamu berkiprah untuk menjadi seorang penulis yang hebat.
Selain itu, tulisan kamu yang berhasil terbit juga bisa menjadi tolok ukur
untuk menyusun strategi di artikel-artikel berikutnya. Ikuti panduan menulis
dan tetap menulis terus ya!
TENTANG
PEMATERI
Penulis bernama lengkap Reyvan Maulid Pradistya, lahir di Mojokerto, 17 Juli 1997. Sehari-hari, penulis bekerja sebagai freelancer content writer di berbagai online media portals. Melalui Tagline Awaiting Your Writing, penulis berhasil menerbitkan tujuh buku selama tahun 2022-2023. Kamu bisa mengikuti keseharian penulis melalui akun instagram @reyvanmaulid. Kamu juga bisa intip portofolio tulisan dan buku-buku penulis yang berhasil terbit di lynk.id/reyvanmaulid
Posting Komentar