Kumpulan Puisi Tema Rindu Spesial Tahun Baru!
Tahun
baru adalah momen yang selalu dinanti, kembali menyapa kita dengan janji-janji
baru dan semangat keberlanjutan. Di tengah gelegar kembang api yang merekah di
langit malam, kita seringkali merenung, memandang langit dengan harapan baru. Tulisan
ini hadir sebagai perjalanan melalui kata-kata yang penuh rindu, merangkai
puisi-puisi istimewa yang menggambarkan nuansa tahun baru dengan tema yang tak
lekang oleh waktu. Puisi-puisi ini mengusung makna-makna mendalam,
menghubungkan rasa rindu dengan langit-langit tahun yang baru, memberikan
sentuhan emosional pada pergantian tahun yang berkesan. Bersama-sama, mari kita
terpesona oleh keindahan kata-kata yang merayakan rindu dalam suasana khusus
tahun baru ini.
Melalui
setiap bait puisi, kita akan menjelajahi rindu dalam berbagai nuansa. Ada rindu
pada kenangan indah yang tercipta di tahun yang telah berlalu, serta rindu pada
mimpi-mimpi yang masih terpendam di dalam hati. Puisi-puisi ini menciptakan
jembatan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan, menggambarkan perjalanan
rasa rindu seiring berjalannya waktu. Mungkin dalam bait-bait ini, kita akan
menemukan diri kita tercermin, mengaitkan pengalaman-pengalaman pribadi dengan
kata-kata yang menyentuh jiwa. Mari bersama-sama meresapi kekayaan makna dalam
kumpulan puisi tema rindu spesial tahun baru ini.
# Puisi 1
Tersayat Rindu
Oleh : Wahyu Warningsih
Bagaikan racun takasat mata
Kata-kata rindu yang kau ucapkan
Membuatku gundah dalam rasa ingin
bertemu
Bisik-bisik kata cinta yang kau ucapkan
Melekat dalam benak
Bagaikan melodi indah dalam dersik anila
Diriku hanyut tersayat kerinduan
Inginku dekap wahai engkau bagaskaraku
Kampa rasa ingin bertemu
Memuncak dalam diri ini
Seakan tidak ada hari esok
Dikalahkan dalam sayatan kerinduan
Badai yang memuncak tidak menghalangiku
berlari
Bertemu
denganmu sang kasih
# Puisi 2
Hati Yang Hilang
Oleh : Veily
Hati;
Ke mana aku harus mencari lagi?
Hidupku;
Tanpa hatimu ialah hampa
Aku,
Memang sayang pada diriku;
Memang cinta pada diriku; namun
Semua rasa ini tak ada artinya tanpamu
Hidup yang dipenuhi rasa bersalah
Hidup yang diisi kekosongan
Hidup yang dilalui dengan kebohongan
Hidup yang tak utuh;
Dengan hati yang kau bawa pergi
# Puisi 3
Menunggu
Oleh : Demi Agustiana
Di saat hati ini resah
Akan sebuah kata rindu
Rindu yang tak berujung
Rindu yang tak bertepi
Akankah bayangan dapat kembali?
Akankah aksa dapat memandangmu lagi?
Akankah atma ini dapat merasakan dekapmu
lagi?
Akankah anala asmara yang telah padam
kembali berkobar lagi?
Sungguh
Aku pun tak tau
Apakah dirimu kan kembali lagi
Dan ku hanya bisa menunggu
Puisi 4
Di Mana Kamu, Duhai Tuan?
Oleh : Veily
Beberapa tahun sudah ku menanti
Hari perhari kulewati tanpamu
Hidupku semakin kosong
Hatiku semakin tak memiliki rasa
Ada semilir angin yang datang;
Membawa kabar
Bisik tetangga tentangmu; dan
Kekasih barumu
Pun aku;
Pelampiasan yang dibuang olehmu
Tuan, sebenarnya kita siapa?
Apakah aku dan kamu ialah Tuan dan Puan?
Atau;
Malah selir dan Tuan?
Tuan, kubutuh pastimu
Tentang kabar;
Perihal status;
Serta tanggung jawabmu
# Puisi 5
Merindukanmu
Oleh : Siti Icun Syamsuriah
Merindukanmu satu kata yang abadi
Selalu bertahta dalam sanubari
Kadang bertanya adakah aku di relung
hatimu?
Karena aku selalu merindukanmu
Merindukanmu anehnya bisa terjadi
Padahal sebelumnya kita tak pernah
bersama
Kamu hanya kukenali dari kisah-kisah
Yang semakin kutahu semakin aku ingin
mengenalmu
Ku lafalkan salam rindu untukmu
Ku sampaikan kepada pemilik semesta
Ku harapkan kita akan bisa bertemu
Ku inginkan aku kelak bersamamu
# Puisi 6
Haruskah Rasa Ini Hilang?
Oleh : Veily
Tahun demi tahun kunanti
Cerita kita,
Perihal cahaya;
Antara Matahari dan Bulan
Dunia menuliskan kita
Semesta mendoakan ceritanya
Alampun seolah berkenan
Bersatu suara menjadi kita yang abadi
Langit biru yang indah
Cahaya langit yang menyongsong kita
Kita yang satu;
Tapi tidak dipersatukan
Sejak awal, harusnya kupupuk saja rasa
ini
Seolah kemarin kita tak ada apa-apa
Kita memang satu;
Tapi hanya untuk merindu
# Puisi 7
Jiwa Perindu
Oleh : Demi Agustiana
Aku rindu
Rindu akan kata lembutmu yang terucap
Rindu akan senyuman indahmu
Rindu akan perlakuan manismu
Setiap bayangan mengusik pikiran ku
Yang kau ciptakan dan membuat gundah
Perihal rindu yang tak sampai
Akankah bisa ku tahan
Haruskan aku mencari mu
Haruskah aku berteriak kalau aku rindu
Tapi bagaimanapun juga sulit untuk
menemukanmu
Biarlah rindu ku bertahan sampai
hadirnya dirimu
# Puisi 8
Izinkan kumerindu, Tuan!
Oleh : Veily
Sayang,
Cintaku,
Hatiku,
Tuanku
Sudah berapa lama engkau tak pulang?
Sejauh mana kakimu melangkah di luar
sana?
Sungguh tak rindu denganku, kah?
Atau aku sudah digantikan?
Tuan, aku rindu
Hatiku hampa
Jiwaku kosong
Hidupku tak terarah
Tuan, kumohon, pulanglah
Aku janji kan berbakti
Menurut semua titahmu
Mengabdi untukmu dengan sungguh
# Puisi 9
Swastamita Tidak Berujung
Oleh : Wahyu Warningsih
Lelah
Kau telah membuat merindu
Rindu seakan menusuk dalam jiwa
Ragamu seakan tenggelam
Rasa teramat ini sungguh menyiksa
batinku
Gundah gulana menunggumu sang kekasih
Dekapmu seakan candu
Kata manismu seindah nabastala
Inginku jerat dirimu untukku seorang
Janganlah biarkan diri ini terhanyut
Dalam swastamita tidak berujung
Merindu dirimu
# Puisi 10
Rasa Rindu
Oleh : Siti Icun Syamsuriah
Jiwa dan raga jauh darimu
Sungguh menguji rasa cintaku
Rasa cinta yang kurawat
Meski tak bersamamu
Mencoba untuk setia
Meski banyak kumbang menggoda
Rasa rindu yang bersemayam di jiwa
Membuat waktu yang berlalu sungguh lama
terasa
Sepertinya dunia tak berputar
Hari berhenti seperti tak pernah
berganti
Malam yang sunyi makin menyayat hati
Rasa rindu ini menyesakkan dada
Ingin segera kutumpahkan
Namun entah kapan
Tuhanku, sampai kapan aku seperti ini?
Tersiksa dengan rasa rindu yang terus
bertambah
# Puisi 11
Ilusi Rindu
Oleh : Kelompok A
Tatkala senja menyapa,
Kumulai bimbang,
Dan hilang arah
Malam mendekat
Hati yang tersekat
Ada banyak tanya
Mengapa kumerindu?
Mengapa rindu datang dan pergi dengan
semaunya?
Yang membuat kalbu terasa gelisah
Gelisah akan rindu yang tidak ada
obatnya
Hanya ilusi wajahmu dalam indahnya senja
Yang tidak bisa kugapai
Hangatmu dalam binar senja
Biasmu menyertai cahaya senja
Netraku beradu di atmosfer kita
# Puisi 12
Melodi Rindu
Oleh : Kelompok A
Gema suaramu mengisi hariku
Mengais hati perihal rindu
Saat cinta mulai terkikis
Rindu yang menyayat kalbu
Menyisakan rasa sesak di dada
Cinta yang disemai berharap tumbuh
Tumbuh subur di hati ini
Dan tak akan gugur
Sampai rindu ini terobati
Aku hanya ingin dirimu kembali
Melodi canda tawamu sudah bisa menjadi
obatku
Kembalilah dan obati rindu ini dengan
pelukan
Sudah cukup perjalanannya
Di sini, ada yang membutuhkanmu
Aku, keluargamu, dan teman-temanmu
Seiring kita mengakhiri perjalanan melalui kumpulan puisi tema rindu ini, semoga setiap kata yang terpilih memberikan kesan mendalam dan membangkitkan kehangatan di hati setiap pembaca. Rindu, dalam segala bentuknya, memiliki keajaiban tersendiri dalam menghubungkan hati kita dengan waktu. Mari bersama-sama menjalani tahun baru ini dengan harapan baru, sambil membawa serta pelajaran dan kenangan yang terindah. Semoga kumpulan puisi tema rindu spesial tahun baru ini menjadi pengantar yang indah untuk menyambut lembaran baru yang penuh makna. Selamat menikmati dan selamat tahun baru! Kira-kira puisi mana yang membuatmu merasa terharu?
TENTANG PENULIS
Karya ini ditulis oleh kelompok A untuk mengikuti kompetisi Arisan Karya Komunitas Ufuk Literasi. Berikut adalah nama-nama anggotanya.
1. Wahyu Warningsih
2. Siti Icun Syamsuriah
3. Demi Agustiana
4. Veily