Rekomendasi Puisi dengan Tema Keraguan, Menyesakkan!
Pada keheningan kata-kata, puisi-puisi keraguan menari di atas halaman, merangkai kerumitan emosi yang menyusup dalam benak. Setiap bait mengundang untuk merenung di lorong pikiran yang gelap, menghadirkan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban pasti. Tema yang menyesakkan kali ini menghadirkan sebuah panggung di mana ketidakpastian menjadi pelaku utama. Puisi-puisi ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan jendela yang terbuka lebar menuju kebimbangan yang melingkupi jiwa. Berikut adalah rekomendasi puisi untuk kamu yang sedang mencari dengan tema keraguan.
# Puisi 1
Perihal Kata Dan Janji
Oleh : Wahyu Warningsih
Kata-katamu bagaikan manisnya madu
Janjimu seperti melodi penenang
Membawaku terbang dengan anila.
Sedetik kemudian
Rasa bimbang keraguan merambat dalam hati
Takala aku sadar dalam sebuah arti
Arti dalam perihal kata dan janji.
Apa artinya kata yang hanya kau anggap buaian
semata?
Apa artinya janji tanpa adanya bukti?
Pada nyatanya kau hanya menganggap ini semua
permainan
Permainan berujung lara dalam jiwa
Menggores nadi dengan janji
Tanpa memberikan obat sebuah bukti
Meninggalkan duri tajam berwujud sebuah kata
penenang semata
# Puisi 2
Halnya
Cinta, Jalanpun Begitu
Oleh : Veily
Pilihan mana yang harus kutentukan?
Jalan mana yang harus kupilih?
Cerita apa yang harus kuambil?
Rekayasa apa yang harus kuperbuat?
Tuhan...
Resahku, keluhku, semua tentangku
Ceritaku, kisahku, cintaku, tak satupun kau tak
tahu
Pun bingungku perihal hidupku selanjutnya...
Cahaya-Mu menyinariku
Roh kudus menerangi jalanku
Sertai kebimbanganku
Menemani semua bingungku
Lantas, ketika ku semakin bingung
Harus kujatuhkan pilihanku di mana?
# Puisi 3
Keraguan Asmara
Oleh : Wahyu Warningsih
Terseret akan buai rasa lelah
Akan asmara hancur yang tersisa hanya kepingan
lara
Terus berjalan tanpa alas
Memulai tunas baru dengan sang pujaan
Terbuai akan keindahan
Namun tanpa sadar
Duri tajam menusuk kembali dalam lara ini.
Terus berlarut dalam langkah lara
Tanpa sadar langkah ini kembali terseret akan
senyuman mentari
Mentari dalam gelapnya hutan
Tetapi,
Jurang keraguan mulai menyeruak dalam hati
Ragu dengan setitik mentari
Ragu dengan harapan bagai bilah pisau
Puisi 4
Gelabah Hati
Oleh : Demi Agustiana
Diantara langit senja dan malam
Ku berdiri merenung seorang diri
Dengan keheningan yang tercipta membuat hati
ini semakin ragu
Ragu akan menimang sebuah pilihan
Ragu akan sebuah keputusan
Ragu dan takut akan akhirnya
Ragu dan resah untuk menentukannya
Semilir angin terus menemani
Menjadi penenang akan gelisah kalbu
Rasa hati ingin memulai
Tapi takut akan tersiksa
Denting waktu terus berputar
Membuatku terpaku akan waktu
Waktu yang singkat untuk menentukan
Dan mungkin inilah jalannya
# Puisi 5
Berbeda
Oleh : Wahyu Warningsih
Debaran hati ini
Membuatku lunglai dalam langkah
Bayangan tentangmu
Membuat hati berdebar
Senyumamu membuatku terbang ke awang-awang
Tawamu bagaikan melodi lagu asmara
Candamu seakan candu dalam benakku
Sungguh mengingat dirimu
Debaran ini semakin berkobar bagaikan api
asmara
Tetapi rasa meragu ini tetap ada
Tentang engkau dan aku yang berbeda
Ragu dengan kelanjutan cerita kita yang tidak
akan berakhir bahagia
Yang akan terjadi dalam Cerita akhir dari
asmara kita
Yaitu duri yang akan menancap di hati
# Puisi 6
Cinta Yang Lain
Oleh : Siti Icun Syamsuriah
Terbesit di pikiran
Dag dig dug rasa di dada
Tetiba teringat saat bersamamu
Kamu yang pernah ada sekejap dalam hidupku
Mampir dan pergi berlalu
Kukira tak akan meninggalkan kesan
Ternyata kenangan tentangmu sering hadir
Aku dan kamu tak mungkin bersatu
Kisah kita berbeda buku
Ketika lintasan cerita tentangmu berkelebat
Sering hati berkecamuk bertanya
Apakah ini cinta yang lain?
Apakah aku penghianat cinta?
Ataukah masih ada rasa cinta di hatimu untukku?
Kuhempaskan semua tanya semu itu
Karena tak ada cinta yang lain di hatiku!
# Puisi 7
Meragu tentang janjimu
Oleh : Wahyu Warningsih
Malam yang sunyi tanpa pelita
Aku tatap sang lintang dengan nabastala sebagai
latarnya
Meratapi nasib ini yang penuh derita keraguan
Keraguan tentang sang pujaan
Yang tidak kunjung kembali dalam pelukan
hangatku
Membuatku semakin ragu tentang dirimu
Aku meragu
Meragu tentang janjimu yang akan kembali
Ragu tentang namaku yang masihkah tersemat
dalam doamu
Sungguh keraguan ini membuatku gundah dalam
amerta
Tanpa obat yang tidak akan pernah menutupi
keraguan
Aku hanya bisa meratapi kepedihan dalam tusukan
jarum
# Puisi 8
Resah Dan Gundah
Oleh : Demi Agustiana
Dikala hati sedang gelisah
Dikala kebingungan melanda kalbu
Dikala resah membuatku bertanya
Pertanyaan yang entah kapan kan terjawab
Pertanyaan sederhana namun sulit terucap
Bibir ini rasanya kelu untuk berkata
Berat rasanya untuk menyampaikan
Gelisah dan takut akan marahmu
Seberapa penting aku bagimu?
Seberapa berartinya aku bagimu?
Dua pertanyaan sederhana yang membuat ku ragu
Sudah lah, biar keraguanku ini tertahan sampai
disini
# Puisi 9
Perihal Cinta
Oleh : Veily
Dua hari lalu aku dibohongi
Satu hari lalu;
Dia datang kembali
Tiga jam lalu, ia kembali memutuskan aku
Satu menit lalu;
Dia berusaha menemuiku
Matanya berbinar jujur
Kata-kata manisnya melebur pahit hatiku
Perilakunya membuang kesalahan di masa lalunya
Semuanya meyakinkan;
Akupun terbuai
Berulang sikapnya;
Hatiku sudah tak percaya
Temanku bertanya;
Percayakah lagi kamu dengan dirinya?
Sudah;
Cukup sudah kubohongi diri ini
Sebab tak ada lagi cinta yang bisa kupercaya
# Puisi 10
Tentang Dirimu
Oleh : Siti Icun Syamsuriah
Berjalan tanpa alas
Lunglai hati ini seakan tertusuk ribuan jarum
Ragamu sungguh aku nantikan memeluk diri ini
Seakan atmaku telah ditarik
Keraguan ini mulai menyeruak dalam nadi
Saat diri ini teringat tentang dirimu bercumbu
dengannya
Aku kecewa, sangat kecewa
Cinta yang kuharapkan bersemi indah
Tapi kenyataannya hanya luka yang kurasa
Luka yang teramat dalam
Tak akan hilang jika aku terus bersamamu
Kini ku putar arah
Kulangkahkan kaki menjauh darimu
Tak ingin aku hancur karena cintamu yang semu
Aku yakin akan ada mentari setelah mendung
Menghangatkan hati ini
# Puisi
11
Meragu
Oleh : Kelompok A
Remang-remang remaja
Rasi bintang berkelap-kelip
Merayap bimbang di hatiku
Ada rasa hangat menyapa
Hati ingin menikmati
Tapi malam semakin beranjak
Pergi tanpa pamit
Meninggalkan aku dalam sunyi
Dan gundah di kalbu
Dalam sunyi membuatku ragu
Ragu dengan janjimu
Tentang engkau yang akan kembali dalam pelukan
hangat
Mengingatkan janjimu
Aku tetap menunggumu di sini
Tetapi, anganku hanya angan semata
# Puisi 12
Harapan Dalam Keraguan
Oleh : Kelompok A
Laut mulai pasang
Tatkala kita mulai menabur jaring;
Dan jala
Debur ombak bersahut-sahutan
Angin bertiup
Dinginnya menyelusup hingga sukma
Membuat hati ini bimbang
Ragu dan takut akan terjatuh
Ke laut yang dalam tanpa pegangan
Hanya dirimu yang aku harapkan
Berharap engkau datang dan memelukku
Tetapi aku ragu dengan angan harapanku ini
Namun, harapan ini sirna
Dengan daksamu yang aku lihat
Mendekap sang mawar menusuk diriku
Seiring dengan selesainya perjalanan melalui puisi-puisi keraguan ini, kita menyadari bahwa kebingungan juga bisa menjadi pelajaran. Dalam ketidakpastian, puisi menawarkan cahaya kecil, mengajak kita merangkul kebimbangan sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup. Dengan membiarkan diri terombang-ambing di lautan kata-kata yang menyesakkan, mungkin kita bisa menemukan kejelasan di balik kabut keraguan, atau setidaknya belajar untuk merangkul keindahan dalam ketidakpastian itu sendiri. Jadi, puisi mana yang sangat mewakili perasaan kamu hari ini?
TENTANG PENULIS
Karya ini ditulis oleh kelompok A untuk mengikuti kompetisi Arisan Karya Komunitas Ufuk Literasi. Berikut adalah nama-nama anggotanya.
1. Wahyu Warningsih
2. Siti Icun Syamsuriah
3. Demi Agustiana
4. Veily