[CERPEN] Sabato Kirisaki
Terlihat Medan pertempuran yang sudah luluh lantak akibat serangan para tentara kerajaan pihak musuh. Anak panah, tombak tertancap di lengan yang putus, bilah pedang yang patah, lumuran darah yang menggenang di seluruh Medan perang menghiasi dengan begitu menyeramkan. Tidak jauh dari sana terlihat pula seorang pria kekar dengan menjinjing sebuah kepala, dia sedang berdiri mematung di sebuah batu besar. Nampak sekujur tubuhnya sudah penuh dengan darah yang mengering dan beberapa luka tusuk, sayat, lebam, dan beberapa cakaran hewan. Tidak ada siapa pun lagi selain dirinya di tempat itu yang menandakan bahwa semua pasukannya dan pasukan musuh sudah tewas mengenaskan.
"Hanya aku yang bertahan sejauh ini!"
***
Beralih ke lima puluh tahun kemudian.
Sabato Kirisaki seorang pria plontos dengan tinggi seratus delapan puluh lima sentimeter. Tubuhnya tegap berotot layaknya seorang binaragawan. Nampak luka-luka masa lalu di sekujur tubuhnya masih belum hilang walaupun sudah lima puluh tahun lamanya sejak kejadian perang itu. Sabato sedang memandangi sebuah tengkorak yang tersimpan di gudang belakang rumahnya. Ya, tengkorak itu tak lain adalah tengkorak milik raja dari kerajaan pihak musuh yang dia kalahkan lima puluh tahun lalu.
"Hajime Kurosawa!" ucap Sabato.
Sambil mengepalkan tangannya dia menatap tajam penuh dendam pada tengkorak di hadapannya.
***
Sabato sedang berjalan di sebuah pasar untuk menuju suatu tempat untuk memenuhi undangan rekrutmen dari sebuah akademi sebagai pelatih di sana. Banyak pasang mata yang memperhatikannya, saling berbisik, dan ada yang ketakutan melihatnya sebab masa lalunya yang begitu bengis membantai para musuhnya dari kerajaan Xinjiang. Terlihat dari banyaknya bekas luka yang didapatkannya dari peperangan kala itu. Tidak bisa hilang sama sekali.
"Jangan dekat-dekat dengan iblis itu, Nak! Dia sudah bukan manusia lagi sekarang. Namun, iblis yang sedang menyamar. Hati-hati!" ucap seorang ibu pada anaknya.
Di tengah jalan, dia dihadang oleh enam preman pasar yang dengan sok jagonya malah menantang seorang veteran perang seperti Sabato.
"Woi! Serahkan pajak jalanmu pada kami! ucap salah satu preman.
Sabato tidak bereaksi apa pun. Dia merasa bahwa para kroco seperti mereka hanyalah remahan kue bulan saja. Tanpa basa-basi Sabato mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat membuat mereka ketar-ketir. Sayangnya, para preman itu cukup tangguh dalam menghadapi intimidasi dari Sabato. Namun, tetap saja Sabato meremehkan mereka dan terbukti hanya dengan satu ayunan tangan kosongnya saja Sabato dapat memutuskan tangan dari pemimpin preman itu. Membuatnya berteriak kesakitan.
"Kau, bajingan! Siapa kau sebenarnya?"
Tanpa merespon, Sabato langsung memberikan mereka pelajaran berharga. Wajahnya babak-belur dibantai oleh Sabato.
"Jangan pernah mengganggu seorang veteran, bedebah!"
Mereka semua dibantai dan lari tunggang langgang di tempat kejadian. Sontak semua orang yang berada di pasar itu histeris melihatnya. Orang-orang mulai menjauh dan tidak ada lagi yang berani membicarakan Sabato. Dia melanjutkan perjalanannya menuju akademi yang dimaksud.
Sesampainya di sana, dia disambut dengan meriah. Nampak di sebuah lapangan yang luas berkumpul dengan rapi para siswa dan guru di akademi itu menyambut kedatangan Sabato Kirisaki.
"Kita kedatangan seorang yang sangat istimewa kali ini. Manusia terkuat di masa lalu yang lima puluh tahun lalu membantai kerajaan musuh di Medan perang," ucap Lee Xiao, kepala akademi Hunter.
"Untuk mempercepat proses acara, silakan memperkenalkan diri, Master!" lanjutnya.
Setalah berada di podium, Sabato lagi-lagi mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat. Bahkan membuat sebagian siswa akademi dan beberapa guru pingsan dibuatnya.
Sambil tertawa Sabato berkata, "Aku hanya bercanda untuk hal ini. Maafkan aku. Tetapi, untuk sebuah pembelajaran suatu saat nanti, hal inilah yang akan kalian rasakan saat berada satu tempat latihan bersamaku. Namaku Sabato Kirisaki, jendral perang kekaisaran Bulan Purnama."
Para siswa sontak tegang dan tidak percaya. Namun, mereka juga tidak memungkiri jika ingin menjadi ksatria yang kuat harus melewati banyak rintangan pahit.
"Mulai dari sekarang, Master Sabato Kirisaki akan menjadi pelatih kalian di sini. Pihak akademi sudah merekrut beliau selama tiga tahun untuk melatih para calon ksatria seperti kalian. Beruntungnya kita karena Master menyetujuinya. Mari kita beri hormat pada Master Sabato sebagai tanda penerimaan di akademi Hunter ini," tutur Lee Xiao.
Para siswa dan guru di akademi langsung memberi hormat pada Sabato yang berdiri di depan para siswa dan guru dan dibalas oleh Sabato.
Setelah acara penyambutan selesai, Sabato pun pergi menuju ruang kerjanya.
***
"Terima kasih sudah menerima penawaranku waktu itu." kata Lee Xiao, kepala akademi Hunter.
Dia sedang berbincang mengenai masa lalunya bersama Sabato di Medan perang dan beberapa tugas yang harus dilakukan di akademi dan bernostalgia dengan peperangan yang terjadi sepuluh tahun lalu yang ternyata kepala akademi juga ikut serta dalam perang tersebut. Namun, dia mengalami luka yang sangat parah dan hampir tewas di Medan perang. Beruntungnya, dia diselamatkan oleh Sabato setelah dia menyadari di antara mayat-mayat korban perang itu ada kepala akademi yang saat itu masih jadi seorang prajurit biasa ternyata masih bernapas.
"Terima kasih untuk lima puluh tahun lalu, Master. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika anda tidak menyelamatkanku saat itu. Nyawaku terasa sudah di ujung. Bahkan aku sendiri pun tidak menyadari bahwa aku masih bernapas. Aku merasa sedang di tempat paling indah yang belum pernah kulihat sebelumnya. Mimpi yang aneh kurasa," kata kepala akademi.
Sabato hanya tersenyum.
"Ini tempat kerjamu selama ada di akademi ini. Untuk kediaman anda sudah kupersiapkan dan akankubawa Master ke sana. Ada tempat yang terpisah dari gedung akademi, bagian timur akademi. Tempatnya cukup nyaman dan aku yakin kau akan suka,"
Mereka berdua langsung memutuskan ke sana untuk memastikan tempatnya dan ternyata memang benar. Sebuah bangunan lumayan besar dengan fasilitas memadai di dalamnya.
"Terima kasih untuk semua ini," ujar Sabato.
"Ini hal remeh yang bisa aku berikan pada Master. Ini masih belum sebanding dengan yang dahulu Master lakukan pria tua ini. Terimalah dengan baik, kuharap Master menyukainya," balas kepala akademi.
"Tentu saja ini sangat bagus. Lebih bagus dari tempat tinggalku saat masih muda dulu," kata Sabato.
"Mulai besok Master sudah bisa melatih murid akademi. Setiap jam tiga sampai jam lima sore, empat kali pertemuan dalam seminggu,"
"Baiklah, aku mengerti,"
***
Tentang Penulis
Chocolate, seorang laki-laki berusia 28 tahun kelahiran Sukabumi, Jawa Barat pada 3 September 1996. Memiliki ketertarikan pada dunia literasi pada tahun 2014 namun sempat vakum beberapa tahun. Baru mendalaminya lagi setelah kuliah semester 3. Kini, Chocolate sudah menerbitkan satu karya puisi yang berjudul Melankolia Kidung Sukma. Karya tersebut menjadi salah satu alasan Chocolate untuk terus lanjut berkarya.
Posting Komentar