[CERPEN] White Rose for Hanna - Karya Ferdi Wahyuda
Seorang pria yang berprofesi sebagai interpreter bernama Daniel Ryandi atau yang biasa dipanggil Daniel turun dari taksi dan berlari tergesa-gesa di tengah hujan untuk mencari toko bunga yang masih buka pada malam itu.
Daniel ingin mencari bunga mawar putih untuk diberikan ke sang kekasih karena pada hari itu adalah hari anniversary Daniel dengan kekasihnya yang bernama Tania. Tania sangat menyukai bunga mawar, terutama bunga mawar putih.
Usahanya sia-sia karena toko bunga yang ia kunjungi rata-rata sudah tutup, mengingat kala itu waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Ia juga sudah berjanji untuk menemui sang kekasih seusai pulang bekerja.
Daniel yang putus asa memilih untuk duduk di sebuah halte di pinggir jalan sembari meneduh.
Sembari meniriskan mantelnya, Daniel melihat sekeliling. Jalanan terasa sangat sepi malam itu karena hujan yang turun makin deras.
Ketika Daniel sedang melihat sekelilingnya, ia tidak sengaja melihat ada sebuah toko bunga yang masih buka di ujung jalan.
Sebuah toko yang berisikan berbagai macam jenis bunga dengan lampu toko yang masih menyala terang. Toko tersebut bernama Blomst Florist. Daniel pergi ke toko bunga tersebut dengan berlari secepat mungkin menerobos hujan.
Sesampainya di sana, penampilan Daniel sudah sangat memprihatinkan. Daniel sempat merasa malu untuk masuk ke dalam toko tersebut dengan keadaan pakaian yang basah kuyup. Kemudian, ia dihampiri seorang wanita cantik yang memiliki panjang rambut kira-kira sebahu dan sedikit bergelombang dengan matanya yang lebar dan senyum manis yang tipis. Wanita itu ternyata adalah pekerja yang sedang menjaga toko bunga tersebut. Ia membukakan pintu untuk Daniel dan mempersilakannya untuk masuk.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya wanita tersebut.
“Oh, iya. Saya mau cari bunga mawar putih,” jawab Daniel.
“Okay, ikutin saya,” ajak wanita itu sembari menuntun Daniel ke tempat jajaran bunga mawar.
Saat berjalan mengikutinya dari belakang, wanita itu tiba-tiba bertanya kepada Daniel.
“Kok hujan-hujan gini cari mawar putih? Biasanya kan orang kalau hujan cari kopi,” tanyanya kepada Daniel.
Daniel yang sedikit malu-malu untuk menjawab pertanyaan tersebut memilih untuk tetap diam.
Sesampainya di jajaran bunga mawar, Daniel melihat hanya ada setangkai bunga mawar putih saja di sana. Mawar putih tersebut terlihat sangat indah dan terbungkus dengan plastik bening.
Daniel langsung mengambil bunga mawar putih tersebut untuk ia bayar di kasir. Saat sampai di meja kasir, Daniel melihat nama wanita penjaga toko bunga tersebut yang tercetak pada sebuah kertas yang diletakkan di meja kasir. Ternyata wanita tersebut bernama Hanna Handini. Hanna kembali bertanya kepada Daniel.
“Mau bayar?” tanya Hanna.
“Oh, iya,” jawab Daniel sambil memberikan setangkai mawar putih tersebut kepada Hanna.
“Ada lagi atau hanya ini saja?” tanya Hanna kembali memastikan.
“Iya, hanya ini,” jawab Daniel.
“Padahal sudah hujan-hujanan loh, tapi belinya hanya setangkai saja. Pasti untuk orang yang spesial banget,” ucap Hanna sambil tersenyum tipis. Daniel hanya bisa terdiam dan tersenyum saat mendengar ucapan Hanna.
“Harganya tiga puluh ribu rupiah,” ucap Hanna sembari memberikan bunga tersebut kepada Daniel.
Saat ingin mengambil uang di dalam dompetnya, Daniel menyadari bahwa dompetnya tidak ada di dalam saku celananya. Ia baru menyadari bahwa dompetnya tertinggal di meja kantornya karena ia pulang terburu-buru untuk segera mencari bunga mawar putih.
Karena jarak antara Blomst Florist dan kantornya Daniel cukup jauh, rasanya tidak mungkin bagi Daniel kembali lagi ke kantornya untuk mengambil dompetnya yang tertinggal.
Daniel mencoba untuk berbicara dan menjelaskan secara baik-baik kepada Hanna terkait kendala yang ia alami.
“Emm, maaf. Dompet saya ketinggalan, jadi saya nggak bisa beli dulu. Maaf sudah ngerepotin kamu,” ujar Daniel.
“Ooh, enggak kok. Kamu enggak ngerepotin sama sekali. Ini kan sudah jadi tugas saya. Kalau saya tidak mau direpotin mending saya tidak usah kerja saja sekalian,” ucap Hanna sembari tertawa kecil.
Mendengar ucapan Hanna tadi membuat Daniel ikut tersenyum.
“Ya sudah. Kamu bawa aja nih bunganya. Tidak apa-apa kok,” ujar Hanna.
“Ha?” Daniel sontak terkejut dan kebingungan dengan apa yang baru saja Hanna ucapkan.
“Iya. tidak apa-apa, bawa saja. Saya kasih gratis khusus buat kamu sebagai orang yang terakhir datang ke Blomst Florist hari ini untuk membeli bunga mawar putih terakhir,” ucap Hanna sembari tertawa kecil.
“Eh, tidak usah,” tolak Daniel.
“Nggak apa-apa. Memang saya yang mau kasih kamu kok,” ujar Hanna.
“Jangan. Nanti kamu rugi lagi,” tolak Daniel kembali.
“Astaga, ini cuma setangkai bunga. Tidak mungkin dong saya sampai rugi. Nih, ambil!” jelas Hanna sembari memberikan setangkai bunga mawar putih tersebut kepada Daniel, “kamu pasti butuh banget bunga mawar putih ini sampai harus hujan-hujanan mencarinya,” sambungnya.
“Serius?” tanya Daniel untuk memastikan.
“Iya, serius,” jawab Hanna.
“Okay. Saya janji besok saya akan balik lagi ke toko ini buat bayar bunganya.”
“Ih, enggak usah. Bawa aja. Santai aja kali.”
“Okay. Thanks, ya.”
“Okay.”
Daniel pun beranjak pergi keluar dari Blomst Florist dan hujan pun terlihat sudah mereda. Namun, sesampainya di luar, Daniel terkejut karena tidak sengaja melihat Tania yang sedang berjalan berdua bersama dengan pria lain yang tidak dikenal oleh Daniel.
Daniel mengeluarkan ponselnya dari saku celananya untuk melihat apakah Tania mengirimkan pesan kepada dirinya bahwa sedang pergi dengan seseorang. Namun, sayangnya Daniel tidak mendapati adanya pesan itu.
Perasaan Daniel campur aduk pada saat itu. Kemudian, Daniel menyandarkan tubuhnya ke tembok sembari menatapi mawar putih yang sedang ia genggam di tangannya.
Daniel berbalik arah dan melihat ke arah jendela Blomst Florist. Sembari tetap menyandarkan tubuhnya ke tembok, ia melihat Hanna yang sedang menyusun dan merapikan bunga-bunga di toko tersebut.
Daniel tersenyum saat mengingat kebaikan Hanna terhadap dirinya sebelumnya dan ia berpikir untuk memberikan mawar putih tersebut kepada Hanna.
Tanpa Hanna sadari, Daniel masuk kembali ke dalam Blomst Florist dan meletakkan mawar putih tersebut di meja kasir di mana biasanya Hanna bertugas mengurus pembelian dari orang-orang yang berkunjung ke Blomst Florist.
Daniel perlahan-lahan keluar dari Blomst Florist dan pergi ke halte tempat ia berteduh sebelumnya yang terletak tidak jauh dari Blomst Florist.
Daniel terus melihat jam di tangannya setiap saat sembari menunggu Hanna keluar dari Blomst Florist untuk melihat reaksi Hanna.
Sampai saat yang telah ditunggu-tunggu tiba. Hanna keluar dari Blomst Florist dan mengunci pintu sambil membawa mawar putih yang diberikan oleh Daniel kepadanya.
Setelah mengunci pintu toko, Hanna sempat berdiri sejenak dan menatapi bunga mawar putih yang diberikan Daniel kepadanya sambil tersenyum. Kemudian, Hanna beranjak pergi meninggalkan Blomst Florist.
Daniel yang melihat itu pun merasakan kebahagiaan di dalam hatinya. Kemudian, Daniel pun turut pergi dari halte tersebut untuk pulang ke rumahnya tepat pada tengah malam dengan perasaan bahagia dan sedikit rasa sakit.
Setelah kejadian itu, Daniel memutuskan hubungannya dengan Tania, tetapi mereka tetap menjadi teman baik sesudahnya.
Setelah memutuskan hubungannya dengan Tania, Daniel jadi lebih sering berkunjung ke Blomst Florist untuk menemui Hanna setelah ia pulang bekerja untuk memastikan bahwa Hanna baik-baik saja.
***
Tentang Penulis
Ferdi Wahyuda atau biasa dipanggil Ferdi lahir di Kota Samarinda pada tanggal 15 November 2001. Ia menyukai makanan manis dan warna biru. Hobinya adalah membaca. Ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Kota Samarinda dan sampai sekarang ia masih menetap di Kota Samarinda.
Posting Komentar