[CERPEN] Memikul Hijrah dengan Beratnya Istikamah - Karya Stevani Roosaline

Daftar Isi

Sesuai pendapat beberapa para ulama dan pendakwah, hijrah dan istikamah adalah dua hal yang berbeda tetapi masih satu keterikatan. Hijrah memiliki makna yang merujuk pada kegiatan meninggalkan hal-hal yang dibenci oleh Allah Swt. atau dengan kata lain meninggalkan keburukan demi menuju sesuatu yang lebih baik. Bagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Baqarah: 218)

Kisah ini berawal dari kemauan seorang anak perempuan yang masih duduk di bangku SD yang menginginkan menggunakan hijab selepas pulang sekolahnya. Perkenalkan, namanya adalah Mahkota Bunga Mawar atau kerap disapa Mawar. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya yang bekerja sebagai pegawai swasta dan ibunya mengurus rumah tangga. Sejak usianya dua tahun, ia sudah ditinggal oleh ibunya. Mungkin ia tidak mengetahui jelas mengapa ibunya begitu cepat meninggalkannya, tetapi hal tersebut tidak menghalanginya untuk terus bersemangat dalam menjalankan hidupnya. 

Ia memiliki sosok ibu pengganti yang merupakan adik dari almarhumah ibunya yang diamanatkan untuk menjaganya. Ia bersyukur dengan kehadiran sosok pengganti ibunya dan rasa sayangnya pun sama seperti ia menyayangi almarhumah ibunya. Ayahnya merupakan seorang mualaf. Ya, ayahnya memutuskan untuk hijrah ke agama paling mulia yaitu agama Islam atas dasar lillahi ta’ala sebelum melangsungkan pernikahan dengan ibunya. 

Sejak kecil, ia suka sekali mengikuti pengajian rutin setiap sore selepas ia pulang sekolah. Orang tuanya tidak terlalu fanatik tentang ajaran agama Islam, “Ikuti ajaran agama Islam sesuai kaidah dan aturan yang berlaku,” ujar ayahnya. Setelah menamatkan pendidikan di bangku sekolah dasar, ia ada kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren. Namun, ada beberapa faktor yang membuat kemauan itu tidak dapat diwujudkan, salah satunya karena sang ayah masih belum bisa jauh dari putri kecilnya. 

Akhirnya ia mempersiapkan diri untuk melanjutkan sekolahnya dan memilih sekolah negeri di Jakarta yang menurutnya memiliki aturan dan fasilitas yang lebih baik. 

“Aku mau pilih sekolah Jakarta aja ya, Ma. Menurutku sekolah di Jakarta lebih taat aturan dan tidak banyak mengeluarkan biaya,“ ujarnya dengan penuh keyakinan.

“Baiklah. Jika itu maumu, mama bantu untuk melengkapi berkas untuk diserahkan ke sekolah yang kamu mau,” jawab ibunya.

Lepas waktu pendaftaran sudah berganti dengan kehidupan baru yang ia rasakan saat ini, ia menjadi seorang siswa SMPN sesuai yang diimpikannya dulu. Tiga tahun menempuh pendidikan di sana dilewati dengan rasa semangat dan produktif mengikuti organisasi, perlombaan, pengembangan dirinya dan konsisten dalam akademiknya. Selama tiga tahun berturut-turut, ia selalu mengikuti dan memiliki jabatan dalam organisasi kerohanian. 

“Ternyata sekolah ini menjadi gerbang utamaku dalam mengenal lebih dalam lagi cara memperluas ilmu pengetahuanku seputar keislaman dan memperkuat imanku untuk terus istikamah di jalan-Mu,” gumam dalam hatinya. 

Akhirnya ia berhasil menyelesaikan pendidikan SMP-nya dengan baik dan mendapatkan predikat “siswa terbaik dan terorganisasi”. Penobatan itu diumumkan saat acara wisuda dilangsungkan. Sontak kedua orang tuanya sangat bangga dengan prestasinya. Harapannya sejak dulu, ia ingin membuat orang tuanya bangga menangis terharu melihat setiap perjalanan hidupnya yang merupakan buah dari perjuangan keras ia selama ini. 

Menjadi lulusan terbaik di SMP-nya, ia melanjutkan untuk pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan yang memang sudah menjadi impiannya sejak kecil. Sejak dulu, ia sering sekali ikut nenek dan kakeknya saat bercocok tanam di sawah. Panas sampai hujan, berat maupun ringan, kotor maupun bau tidak menjadi halangan untuknya tetap ikut membantu nenek dan kakeknya bercocok tanam di hamparan sawah yang terbentang luas. Ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan SMK dengan jurusan pertanian dan mengambil keahlian Pemuliaan dan Perbenihan Tanaman. Tidak hanya semata karena sejak kecil sering bercocok tanam, ia juga sudah melihat prospek kerja di bidang pertanian tidak akan pernah terputus. Sebab, 

“Siapa yang akan menyediakan nasi untuk kalian jika bukan seorang petani?”

“Tidak ada seorang petani, maka kalian tidak akan makan.”

“Jika bukan generasi kita, lantas siapa yang akan meneruskan?”

Kata-kata tersebut membuat saya semakin yakin dengan profesi yang akan saya pilih ini. Sesuai firman-Nya yang menegaskan tentang profesi bertani tertera pada Q.S Yasin: 34—35 yang artinya, “Dan kami telah jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka apakah mereka tidak bersyukur?”

Rasa syukur yang ia rasakan ketika Allah Swt. selalu memberikannya kemudahan dalam melakukan apa pun, membuatnya semakin semangat dan istikamah untuk terus berbuat kebaikan. Saat menempuh pendidikan di SMK selama empat tahun, alhamdulillah ia tetap melanjutkan semangat berdakwah lewat organisasi kerohanian baik di internal maupun eksternal. Ia mengikuti organisasi Rohani Islam Wilayah Jakarta Selatan dan menjabat sebagai staf divisi syiar yang selaras dengan impiannya untuk terus berdakwah dan menebar kebaikan. 

“Nak, kamu yakin mau ikut banyak organisasi luar dan dalam sekolahmu? Kamu kan sudah ikut organisasi rohis internal, organisasi internal, komunitas eksternal dan ini mau tambah lagi,” ucap ibunya khawatir. 

“Ma, akan aku lakukan semua ini dengan penuh tanggung jawab, semangat untuk mendapatkan ridanya Allah Swt.. Insyaallah, aku kuat dan aku bisa, Ma,” jawabnya dengan penuh keyakinan. 

Sudah banyak rasa syukur, pengorbanan dan rintangan yang dilewatinya sampai di titik di mana ia akhirnya berhasil menempuh pendidikan SMK-nya selama empat tahun dengan baik. Alhamdulillah lagi-lagi ia mendapatkan predikat siswa berprestasi juara pertama sebagai peraih nilai tertinggi di jurusannya dan menjadi salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan di kampus Politeknik jurusan Pertanian dengan program studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan. Selama ia menempuh pendidikan di kampus impiannya, ia selalu istikamah untuk terus memperkuat keimanannya dan berusaha menjauhi larangan-Nya. 

Buah dari rasa syukur dengan rezeki dan keberkahan yang ia dapatkan selama ini, prestasi dan kegiatan positif yang dilakukan semakin menambah pengalamannya dan personal branding-nya sebagai penyuluh pertanian sekaligus impiannya menjadi seorang muslimah yang sedang terus istikamah di jalan Allah Swt.. 

***

Tentang Penulis

Stevani Roosaline merupakan putri Jawa kelahiran 21 Februari 2004 atau 29 Besar 1936, Setu Pon. Ia menyukai buku, bercocok tanam, kopi dan hujan dan dapat dijumpai lewat akun Instagram-nya @sroosaline.

Komunitas Ufuk Literasi
Komunitas Ufuk Literasi Aktif menemani pegiat literasi dalam belajar menulis sejak 2020. Menghasilkan belasan buku antologi dan sukses menyelenggarakan puluhan kegiatan menulis yang diikuti ratusan peserta.

4 komentar

Comment Author Avatar
Anonim
Jumat, 16 Agustus, 2024 Hapus
Masya Allah keren bgt kak ♡
Comment Author Avatar
Anonim
Jumat, 16 Agustus, 2024 Hapus
Istiqomah terus ya kak, ditunggu tulisan tulisan selanjutnya ya :)))
Comment Author Avatar
Anonim
Jumat, 16 Agustus, 2024 Hapus
Keren bgt kak, subhanallah
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Semangat terus istiqamah nya