[CERPEN] Bazar Buku di Perpustakaan Kampus
![]() |
ilustrasi membaca buku (pexels.com/cottonbro studio) |
Hari itu, aku tak sengaja melihat sebuah banner di perpustakaan kampus. Tertulis di sana, "Beli Buku Sepuasnya, Cuma 55k! Termasuk Tas Gratis!". Sesuatu yang tampaknya terlalu menggiurkan untuk dilewatkan. Program ini hanya berlangsung dua hari, dan aku tahu kesempatan seperti ini mungkin tak akan datang lagi.
Awalnya, aku hanya berniat untuk mencari referensi buku untuk tugas akhir. Waktu masih terlalu pagi, belum saatnya pulang ke rumah, jadi aku memutuskan untuk singgah sebentar di perpustakaan. Tempat itu, menurutku selalu terasa indah—terorganisir dengan rapi dan estetik. Sebuah tempat yang mengundang untuk berlama-lama di dalamnya.
Tentu, siapa sih yang menolak, apabila tempat tersebut merupakan tempat ternyaman setelah toko buku yang dilengkapi dengan berbagai buku baru di dalamnya. Memang, buku yang sifatnya di perpustakaan itu tidak semua buku bisa dipinjam ada yang mengharuskan membaca di tempat situ saja.
Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kehilangan ataupun hal negatif lainnya, pastinya juga ada pembeda list yang harus dibaca di tempat dan ada juga yang boleh dibawa pulang dengan tenggat waktu seminggu dari peminjaman. Bisa juga, kita menambah waktu alias memperpanjang tetapi harus ada konfirmasi melalui website perpustakaan agar dapat diketahui petugas tersebut.
Aku melangkah masuk dan melihat-lihat buku yang dipajang. Walaupun bukan buku terbaru, ada sesuatu yang menarik dari setiap tumpukan buku itu. Seperti sebuah surga bagi pecinta buku—aku tahu, kesempatan seperti ini tidak datang setiap hari.
Tak ingin menyesal di kemudian hari, aku mulai memilih dengan hati-hati. Setiap buku yang aku sentuh seolah mengajak untuk dibaca, meski aku tahu waktu tidak akan cukup untuk membaca semuanya. Tetapi, siapa yang bisa menahan godaan ketika ada begitu banyak pilihan menarik?
Di tengah kebingunganku memilih buku, aku bertemu dengan seseorang. Seorang cewek yang ternyata juga mahasiswa di kampus ini, meskipun berbeda fakultas. Kami berdua tampaknya sefrekuensi. Mulailah percakapan kecil tentang buku yang sedang kami pilih.
"Kamu juga suka baca buku, ya?" tanyanya sambil tersenyum.
"Iya, hobi aku memang nulis dan baca buku," jawabku.
"Wah, keren dong," ujarnya.
Obrolan kami berlanjut. Kami berdua menghabiskan waktu bersama, memilih buku yang tepat sambil sesekali berbicara tentang buku-buku yang menarik perhatian kami.
"Tunggu sebentar, mungkin nanti ada buku yang lebih menarik dari yang ini," katanya sambil menunjuk buku yang sedang kami pegang.
"Iya, siapa tahu nanti ada yang lebih cocok. Kan, supaya tidak menyesal di akhir," jawabku.
Kami melanjutkan mencari, sementara petugas bazar terus menata buku-buku baru yang baru saja dibuka dari kardus dan disusun di meja. Kami berdua sejenak berhenti memilih buku, lalu melanjutkan obrolan.
Tak lama setelah itu, petugas kembali menawarkan pilihan baru. Akhirnya, kami berdua memutuskan untuk membeli beberapa buku. Bazar yang dibuka untuk mahasiswa, dosen, dan karyawan kampus memang menarik perhatian banyak orang. Beberapa dari kami datang, berbicara, dan memilih buku, sementara beberapa yang lain sekadar bercanda.
Salah satunya adalah seorang karyawan yang melontarkan komentar lucu tentang buku yang aku pilih. Saat itu, dia tertawa, mungkin agak aneh menurutku. Namun, aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu. Setiap orang punya pandangan berbeda, dan aku tak ingin terjebak dalam situasi yang bisa jadi tak perlu.
Aku pun akhirnya membeli 9 buku dengan harga 55 ribu. Tas yang diberi gratis sudah penuh dengan buku-buku yang aku pilih. Buku-buku itu termasuk judul-judul yang cukup beragam:
- Resep Cospleng Memanfaatkan Jurus Tersembunyi PowerPoint
- Menjadi Kaya Dengan Menulis
- Mahir Ngeblog Dalam 6 Jam Dengan WordPress
- 40++ Tutorial Belajar Sendiri Excel All Version
- Menganggur No Way
- Microsoft Office 365 Aplikasi Perkantoran Online Untuk Bisnis
- Blogging For Money
- Excel Troubleshooting 100++ Masalah Microsoft Excel & Solusinya
- Tes Potensi Akademik (TPA)
Setelah bingung sana sini memilih buku, aku pun mulai membaca salah satu buku yang pertama kali aku buka, berjudul "Menganggur No Way". Buku ini, menurutku, cukup menarik untuk diulas lebih lanjut. Tentunya, aku akan menulis review tentang buku ini nanti di catatan kemudian revisi baru di-publish.
Dengan memanfaatkan waktu yang ada, aku merasa sudah membuat pilihan yang tepat. Tidak hanya untuk menghindari rasa FOMO (Fear Of Missing Out), tetapi juga untuk menambah koleksi buku yang sangat aku butuhkan. Banyak buku yang berisi ilmu baru dan pengetahuan yang bisa aku aplikasikan kelak. Selagi kesempatan ada, kenapa tidak memanfaatkannya?
Tak lama setelah itu, aku merencanakan untuk menulis review buku yang sudah dibaca dan mempublikasikannya. Beberapa tulisan juga sudah aku siapkan untuk diposting di platform Medium dan di blog komunitas Ufuk Literasi. Menurut kalian, apakah pilihan buku yang aku beli ini worth it? Bagaimana pendapat kalian tentang buku-buku tersebut? Yuk, diskusi di kolom komentar!
***
Tentang Penulis
Penulis ini memiliki nama pena likewritesomething, ia lahir di kota pempek yang kerap dikenal dengan Palembang. Walaupun ia bukan berasal dari sastra, ia mempunyai hobi menulis dan membaca. Saat ini, ia juga memiliki kumpulan antologi bersama teman teman kepenulisan-nya. Mulai dari penulis terbaik, penulis inspiratif ataupun juga dari keinginannya sendiri.