4 Manfaat Mengetahui Gaya Belajar Siswa, Guru Wajib Tahu!
![]() |
ilustrasi mengajar (pexels.com/Max Fischer) |
Sebagai seseorang yang mengemban amanah untuk mendidik siswa, peran guru tentu lebih dari sekedar menyampaikan materi pelajaran. Seyogianya, guru tidak hanya “mentransfer” ilmu yang ia miliki, melainkan juga mengenal peserta didiknya.
Peserta didik atau siswa tentu memiliki perbedaan antara satu sama lain yang menjadi keunikan tersendiri. Salah satu perbedaan tersebut adalah berkaitan dengan gaya belajar.
Dalam artikel ilmiah yang ditulis oleh Busan (2014), gaya belajar mengacu pada konsep dimana setiap individu memilki perbedaan cara yang paling efektif dalam memperoleh pengetahuan bagi mereka. Beberapa siswa mungkin lebih mudah mengingat sesuatu dengan melihat bagan atau tulisan, sementara beberapa yang lain mungkin lebih mudah mengingat dengan mengucapkannya berulang-ulang. Dilansir dari staffordglobal.org, gaya belajar secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Dengan mengetahui gaya belajar siswa, hal ini tentunya akan membawa sejumlah manfaat baik bagi guru maupun siswa itu sendiri. Berikut adalah beberapa manfaat yang diperoleh ketika guru mengetahui gaya belajar siswa.
1. Mampu mempersiapkan strategi pengajaran terbaik
![]() |
ilustrasi proses mengajar (pexels.com/Mikhail Nilov) |
Dalam proses mengajar, strategi pengajaran ibarat sebagai ruh yang mengisi bagaimana pembelajaran akan berlangsung. Strategi pengajaran yang tepat akan membawa pada tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik dan siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dengan mengetahui gaya belajar dari peserta didik, guru akan mampu memilah dan memilih strategi pengajaran yang tepat untuk siswa. Dari banyaknya cara pengajaran yang bisa dilakukan, guru bisa melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan siswa dan menentukan momen yang tepat untuk memilih suatu strategi pengajaran beserta alasannya.
Misalnya suatu kelas didominasi oleh siswa dengan gaya belajar visual, maka guru akan menggunakan strategi pengajaran yang mengakomodasi kebutuhan pelajar visual. Di kesempatan materi atau sub-materi selanjutnya, mungkin guru bisa menerapkan gaya pengajaran untuk siswa dengan gaya belajar yang lain sehingga kebutuhan semua siswa dalam kelas bisa terfasilitasi.
Tentu hal ini juga disesuaikan dengan kebutuhan pengajaran untuk materi yang akan diajarkan pada siswa. Pada intinya, dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru akan lebih siap untuk mengajar karena guru mengetahui cara paling efektif bagi siswa dalam memahami sesuatu. Ini tentunya akan menjadikan pembelajaran terasa lebih optimal.
2. Memudahkan guru dalam memilih bahan dan media ajar
![]() |
ilustrasi penggunaan media ajar (pexels.com/Mikhail Nilov) |
Tidak bisa dipungkiri, dalam mengajar siswa, guru memerlukan bahan dan media ajar yang mampu memfasilitasi proses pembelajaran. Dengan beranekaragamnya pilihan untuk memilih bahan maupun media ajar di zaman modern seperti sekarang, mengetahui gaya belajar siswa akan membuat guru lebih terbantu dalam memilih bahan dan media ajar.
Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru akan lebih selektif dan menyesuaikan berdasarkan kebutuhan peserta didik. Ini tentu juga akan menghemat waktu karena guru hanya akan memilih bahan dan media ajar berdasarkan yang mereka butuhkan.
Selain itu, guru tentunya tidak akan memberikan bahan ajar atau media ajar yang cenderung monoton dan itu-itu saja. Guru akan lebih bisa membawakan pembelajaran yang lebih interaktif dengan bahan dan media yang variatif.
3. Meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam kelas
![]() |
ilustrasi belajar bersama (pexels.com/Thirdman) |
Gaya belajar dan motivasi siswa bisa jadi memiliki kaitan yang erat. Gaya belajar adalah cara terbaik dimana siswa mampu dan berminat dalam mempelajari sesuatu. Jika guru pernah menemukan siswa tidur di kelas atau malas-malasan ketika diminta membaca buku teks yang diberikan, bisa jadi kebutuhan mereka dalam belajar belum dipenuhi karena cara pengajaran yang terus seperti itu.
Beberapa siswa mungkin memiliki gaya belajar yang membutuhkan aktivitas bergerak, eksperimen langsung, atau diskusi bersama teman. Hal ini menjadikan mereka tidak bisa untuk terus-terusan fokus pada buku teks untuk setiap pertemuan di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru akan mampu memahami serta meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.
Selain itu, di lain waktu guru bisa mengelompokkan siswa berdasarkan gaya belajarnya masing-masing. Hal ini memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan teman sebaya yang memiliki cara belajar yang sama. Ini tentunya bisa menjadikan proses pembelajaran berlangsung lebih dinamis dan kolaboratif.
4. Menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif
![]() |
ilustrasi diskusi dan menghargai pendapat (pexels.com/Mikhail Nilov) |
Terciptanya lingkungan yang inklusif dan suportif bisa dimulai dari kelas yang dibangun oleh guru yang sadar dengan perbedaan masing-masing siswanya. Lingkungan belajar yang inklusif dan suportif akan mampu menghindarkan guru maupun siswa dari sikap diskriminatif atau prasangka bahwa hanya siswa dengan karakteristik tertentu yang unggul.
Padahal nyatanya setiap murid memiliki keistimewaannya masing-masing. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru akan mampu menciptakan lingkungan yang inklusif yang menampung berbagai perbedaan siswa serta mencoba untuk mengayominya.
Guru juga akan menjadi sosok yang suportif dimana guru juga turut mengapresiasi siswa dengan kelebihannya tersendiri. Pada akhirnya hal tersebut akan membawa pada harmonisasi dalam pembelajaran di kelas dan siswa merasa diterima.
Itulah sejumlah manfaat dari mengetahui gaya belajar siswa. Pada akhirnya, guru yang berdedikasi juga merupakan salah satu faktor yang turut menunjang perkembangan diri siswa.
Meski bisa jadi ditemukan berbagai masalah dalam mengelola siswa dalam kelas, namun itu bukanlah jalan buntu untuk menemukan solusi dari sebuah persoalan. Tugas guru mungkin tidak mudah, tapi rasa puas akan selalu ada jika melihat siswa yang mampu berkembang melalui didikan guru-guru hebat.
Referensi:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25729590/
https://www.staffordglobal.org/blog/main-learning-styles/
Tentang Penulis
Ahmada Rahmadhani, seorang perempuan kelahiran Sidoarjo yang tertarik dalam dunia kepenulisan. Menulis baginya adalah salah satu ekspresi jiwa yang mampu mengurai pikiran yang penuh. Menulis, pendidikan, dan bahasa Inggris adalah beberapa hal yang berusaha ia tekuni akhir-akhir ini. Ia dapat dihubungi melalui emailnya, ahmadarahmadhani@gmail.com
Posting Komentar