5 Pesan Kehidupan yang Perlu Kamu Renungkan Saat Beranjak Dewasa
Daftar Isi
![]() |
ilustrasi amplop surat (pexels.com/Ylanite Koppens) |
Perjalanan menuju usia dewasa nyatanya tidak selalu mudah. Jika dulu semasa kecil kita membayangkan kehidupan yang bebas dan bisa membeli apa saja yang diinginkan, realitanya kehidupan dewasa tak seindah ekspektasi saat dulu. Kegagalan, kekhawatiran, ataupun kebingungan tentu saja pernah hadir dalam hari-hari kita.
Meskipun demikian, sesuatu yang baik pasti tersimpan di balik hal yang sempat kita anggap buruk. Nyatanya, pelajaran tentang kehidupan beserta maknanya jarang kita temukan saat duduk di bangku sekolah. Seringkali, pelajaran kehidupan baru kita sadari dan kita dapatkan saat menjalaninya secara langsung atau melalui pengalaman orang lain yang diceritakan pada kita.
Tentu saja pelajaran-pelajaran kehidupan itu perlu kita renungi sebagai pesan yang menuntun untuk menjalani hidup yang lebih baik. Berikut adalah beberapa pesan terbaik untukmu yang beranjak dewasa dan bisa jadi terasa relate untuk direnungkan.
1. Kegagalan Bukan Akhir Kehidupan
![]() |
ilustrasi bersedih (pexels.com/Pixabay |
Pernahkah kamu berusaha secara maksimal untuk mencapai sesuatu tapi hasil tak sesuai dengan yang kamu harapkan? Tak peduli berapa lama waktu yang kamu habiskan atau bahkan jatah tidur yang kamu kurangi, kenyataan pahit atas kegagalan harus kamu terima.
Awalnya, perasaan untuk menerima pastilah terasa sulit. Ada rasa sesak yang kamu rasakan, apalagi kamu telah mengerahkan banyak usaha untuk sesuatu yang ingin dicapai. Sejenak, mungkin hidup terasa terhenti. Kamu mungkin memilih mengurung diri dalam kamar dan bantal seakan menjadi benda yang paling tahu seberapa banyak air mata yang tumpah karena kegagalan yang kamu alami.
Tapi, satu hal yang harus kamu tahu adalah hidupmu tidak akan berakhir hanya karena gagal. Kamu masih memiliki banyak hari ke depan jika tetap mau melangkah. Satu kegagalan yang kamu alami adalah satu bagian dari rangkaian kehidupan. Itu bagaikan satu titik yang membentuk keseluruhan hidupmu.
Di fase ini, mungkin kamu ingin menyalahkan diri dan memandang remeh dirimu. Tapi, selalu ada alasan mengapa kamu harus gagal di titik ini. Kamu mungkin tak mengerti dan tak mengetahui alasannya. Namun, kelak kamu akan mengetahuinya. Jika pun tidak, Tuhan selalu tahu yang terbaik untukmu. Kamu hanya perlu percaya pada takdir-Nya.
2. Kesuksesan Orang Lain Belum Tentu Seindah Pandangan Kita
![]() |
ilustrasi melihat sosial media (pexels.com/ mikoto.raw Photographer) |
Pernahkah kamu merasa tertinggal ketika orang lain mencapai impiannya terlebih dahulu daripada kamu? Mungkin mereka memasuki perguruan tinggi terbaik, mendapatkan pekerjaan bergengsi di usia muda, menikah di usia yang ideal menurut pandangan banyak orang, atau juga memiliki aset yang tidak terhitung jumlahnya.
Sedangkan kamu? Mungkin kamu merasa masih berada di titik yang sama. Hari demi hari berlalu begitu berat dan seakan kamu tidak kemana-mana. Kamu seperti berhenti di tempat dan tidak ada kemajuan signifikan yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang perlu kamu sadari, kita tidak pernah tahu kehidupan asli seseorang.
Mungkin di balik hal-hal luar biasa yang kita lihat, ada hari di mana mereka juga merasa putus asa, ada hari mereka mendapatkan kegagalan bertubi-tubi, atau juga ada hari di mana kepercayaan mereka telah dikhianati kesekian kali. Apa yang kita ketahui hari ini tentang semua pencapaian itu belum tentu menunjukkan seluruh isi perjalanan mereka. Maka, sama seperti kamu yang mungkin merasa buntu dan berada di titik yang sama, bisa jadi mereka juga pernah merasakannya.
Hanya saja mereka memilih tidak bercerita atau memang kita yang tidak mengetahuinya. Ketika kamu masih merasa di titik yang itu-itu saja, mungkin ini adalah masa yang tepat untuk melakukan refleksi terhadap dirimu. Refleksi itu bisa berupa perenungan diri tentang apa yang benar-benar kamu inginkan, bagaimana cara meraihnya, atau juga apa yang perlu kamu perbaiki.
Tapi, dalam refleksi ini janganlah terlalu keras dan menghakimi diri. Kamu tidak gagal hanya karena orang lain mencapai sesuatu terlebih dahulu. Kamu persis berada di waktumu sendiri. Meski terasa lambat, bukan berarti kamu layu dan berhenti tumbuh. Percayalah setiap orang memiliki waktu mekarnya masing-masing.
3. Rangkul dan Apresiasi Dirimu
![]() |
ilustrasi menyayangi diri (freepik.com/kroshka__nastya) |
Di tengah hiruk-pikuk yang kamu rasakan dalam keseharian, sesekali cobalah luangkan waktu untuk mengapresiasi diri sendiri. Tentu ada banyak cara untuk mengapresiasi diri dan setiap orang memiliki caranya masing-masing. Mungkin kamu bisa mengapresiasi diri dengan menulis jurnal, membuat minuman hangat untuk diri sendiri, atau sekadar berterima kasih pada diri serta mengucap syukur pada Tuhan.
Di waktu luang yang kamu sediakan, cobalah mengingat apa saja yang sudah kamu lalui. Perasaan suka dan duka yang dulu kamu rasakan akan membuatmu sadar bahwa hingga detik ini kamu masih tetap melangkah. Maka, rangkul dan apresiasilah dirimu.
Mungkin bukan untuk sesuatu yang besar, namun setidaknya karena sudah bertahan hingga di titik ini. Tidak mudah, tapi kamu berhasil melaluinya. Di usia yang beranjak dewasa ini, luangkan waktu untuk mencintai diri dan proses yang kamu lalui, termasuk merangkul kekurangan yang kamu miliki.
Tidak ada manusia yang sempurna dan manusia memang tidak diciptakan untuk sebuah kesempurnaan. Tapi, meski begitu bukan berarti kita mengkerdilkan kemampuan diri sendiri dengan merasa tak ada satu pun hal yang bisa dilakukan. Lakukan perjalanan menggapai apa yang ingin kamu raih, tapi tidak lupa untuk tetap bersikap baik pada diri sendiri.
4. Maafkan Kesalahan Diri di Masa Lalu
![]() |
ilustrasi bahagia (pexels.com/Matthias Cooper) |
Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Sebagai manusia, kamu pasti pernah melakukan kesalahan. Entah itu kesalahan yang kamu perbuat pada orang lain atau justru kesalahan yang dirasa itu berakibat buruk untuk dirimu sendiri.
Mungkin, kamu pernah salah mengambil keputusan, salah menyikapi perkara, atau mungkin juga salah karena menyia-nyiakan sesuatu. Kesalahanmu di masa lalu itu mungkin begitu membekas dalam ingatanmu. Hal itu mungkin membuatmu sangat menyesal dan sempat berpikir, “Andaikata aku tidak begitu, pasti hal ini tidak terjadi”. Namun, kamu perlu ingat bahwa hal yang terjadi di masa lalu tidak akan pernah bisa diubah, termasuk kesalahan yang sudah kamu perbuat.
Kamu tidak perlu terus menerus menyalahkan diri sendiri atas suatu hal yang sudah tidak bisa diubah. Jikapun kamu menyesal, jadikan penyesalan itu untuk menjadikan dirimu lebih baik dari sebelumnya. Ketika kamu mulai bisa memaafkan diri sendiri, disitulah kamu akan merasa lebih lapang dan bisa menerima diri secara utuh. Ini tentunya akan membawa kedamaian bagi dirimu sendiri.
5. Menata Ulang Impian Itu Tak Sepenuhnya Salah
![]() |
ilustrasi mengatur strategi (pexels.com/Startup Stock Photos) |
Apakah kamu pernah merasa bahwa impianmu yang dulu ternyata berbeda dengan impianmu yang sekarang? Misalnya, dulu ketika masih kecil, kamu bercita-cita menjadi seorang dokter. Tapi ketika mulai beranjak dewasa, kamu justru kehilangan minat pada cita-cita tersebut. Jika iya, maka bisa dibilang itu adalah hal yang cukup normal.
Seiring bertambah dewasa, ada banyak faktor yang mempengaruhi berubahnya impian kita. Entah itu karena realita hidup yang harus kita hadapi atau mungkin karena kita menemukan sesuatu yang terasa lebih cocok bagi kita. Tak ada yang salah dengan memikirkan rencana untuk menata ulang impian. Itu artinya kamu sedang berada di fase memikirkan ulang alur hidupmu dan hal terbaik apa yang bisa kamu pilih.
Mungkin menata ulang impian ini bisa jadi membuatmu terkesan lebih realistis atau justru terlihat lebih nekat untuk menggapai apa yang sebenarnya memang kamu inginkan. Dalam hal ini, tentu setiap orang memiliki pandangan dan pilihannya masing-masing. Namun, kamu perlu ingat bahwa tak ada pilihan yang sempurna.
Setiap pilihan memiliki resiko dan konsekuensinya masing-masing. Fase ini mungkin tidak mudah dan membuat dilema, bahkan setelah kamu menghabiskan banyak waktu untuk merenung. Di masa ini, kamu mungkin bisa mencoba memperluas perspektif melalui membaca buku, mendengarkan podcast, atau juga meminta sudut pandang dari orang yang kamu rasa compatible dalam kasus yang kamu hadapi.
Namun yang perlu kamu ingat, pemegang kendali utuh adalah kamu. Pilihlah sesuatu secara sadar dan kamu merasa yakin bisa bertahan serta mempertanggungjawabkan pilihanmu. Pada akhirnya, ini bukanlah hal yang mudah. Maka dengan begitu, selain berusaha, kamu juga bisa memperbanyak doa untuk meminta takdir terbaik yang disiapkan oleh Sang Maha Pencipta.
Itulah beberapa pesan yang bisa kamu renungkan dalam perjalanan menuju dewasa. Mungkin tidak semudah itu dalam melaluinya, tapi percayalah bahwa hal-hal yang kamu lalui akan membentuk dirimu yang seutuhnya. Perjalanan beranjak dewasa ini bisa jadi akan membekas dan akan selalu kamu ingat di usia tua nanti.
Berusahalah sebaik-baiknya, berdoa, lantas memasrahkan apa yang sudah kamu lakukan kepada Sang Pemilik Takdir Terbaik. Selamat menikmati usia dewasa segala warna yang ada di dalamnya, sekalipun sesekali warna hitam atau abu-abu hadir di dalamnya.
***
Tentang Penulis
Ahmada Rahmadhani, seorang perempuan kelahiran Sidoarjo yang tertarik dalam dunia kepenulisan. Menulis baginya adalah salah satu ekspresi jiwa yang mampu mengurai pikiran yang penuh. Menulis, pendidikan, dan bahasa Inggris adalah beberapa hal yang berusaha ia tekuni akhir-akhir ini. Ia dapat dihubungi melalui emailnya, ahmadarahmadhani@gmail.com
Posting Komentar