[PUISI] Sebingkai Senja yang Pernah Kita Simpan Bersama
![]() |
ilustrasi kamera (pexels.com/Jens Mahnke) |
Angin menggigil membawa bisikan yang tak sempat jadi suara
Matamu adalah pelabuhan bagi sunyi yang terluka
Dan aku adalah perahu rapuh yang takut kehilangan dermaga
Senja mencatat semua yang tak sanggup kukatakan
Lalu menyimpannya dalam lipatan awan yang menghilang pelan-pelan
Aku tinggal sendiri, menatap langit yang makin terang
Sambil berharap malam tak buru-buru datang tanpa diundang
Setelah kepergianmu, waktu berjalan tanpa denyut
Bahkan hujan pun enggan jatuh tanpa alasan yang kuat
Hari-hari menjadi gurun yang kian keruh dan surut
Sedangkan rinduku, makin menua tapi tak pernah sekalipun terlintas kata tamat
Andai bisa akan kupeluk senja agar tak gegabah beranjak
Berharap kau tetap tinggal, walau semu dan perlahan rasanya mulai sesak
Tapi senja tak bisa ditangkap, hanya bisa dikenang
Seperti namamu yang masih tinggal dan tak lagi datang meski berkali-kali diundang
Penulis: Moch Abdul Aziz
Posting Komentar