[REVIEW] Novel Animal Farm - Karya George Orwell

Table of Contents
Cover Novel Animal Farm
Novel Animal Farm (gramedia.com/edited by canva)
George Orwell adalah penulis berdarah Inggris yang lahir tahun 1903 di India. Penulis dengan nama asli Eric Arthur Blair ini terkenal dengan karya-karya kritisnya. Animal Farm (1945) dan Nineteen Eighty-Four (1949) adalah karya George Orwell mengenai alegori politik, dua novel tersebut sukses membuat dirinya terkenal di seluruh dunia. 

Salah satu novel legendaris George Orwell adalah Animal Farm yang pertama kali terbit bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia yaitu pada 17 Agustus 1945. Bukan sekedar cerita fabel biasa, Animal Farm terkenal karena satir politiknya. Meski begitu, novel ini tetap dibawakan dengan bahasa yang ringan, namun mendalam. 

Novel bertajuk fabel ini berkisah tentang sebuah peternakan binatang bernama “Peternakan Manor” yang dipimpin oleh seorang pria bernama Jones. Peternakan yang Jones miliki cukup besar dan memiliki berbagai jenis binatang mulai dari babi, kuda, anjing, ayam, burung, keledai, dan biri-biri. Kendati demikian Jones adalah pria pemabuk, ia cenderung melampiaskan kemarahan pribadinya kepada binatang di peternakan Manor.

Merasa diperlakukan tidak adil, para binatang memutuskan melakukan sebuah pemberontakan yang sebelumnya digagas oleh Major (seekor babi tua). Namun, Major tewas sebelum melaksanakan gagasan revolusionernya tersebut. 

Kemudian, pemberontakan diambil alih dan dipimpin oleh dua ekor babi yaitu Napoleon dan Snowball. Pemberontakan tersebut berhasil mengusir Jones dari peternakan dan untuk sementara waktu membuat hidup para binatang lebih baik dan sejahtera daripada masa Jones. Namun, hal tersebut tidak bertahan lama, hingga suatu ketika terjadi hal-hal tidak terduga di peternakan tersebut. 

Sikap otoriter, manipulatif, mengubah peraturan demi kepentingan pribadi hingga pengkhianatan lambat laun dilakukan oleh para babi sebagai pemimpin. Mereka memanfaatkan ketidaktahuan binatang lain dan diam-diam bekerja sama dengan manusia. 

Hal itu jelas merugikan bagi para binatang (selain babi, anjing, dan ayam jago) sebab mereka adalah antek-antek ‘elit’ di peternakan tersebut. Napoleon, babi yang menjadi pemimpin dalam peternakan tersebut menerima hak-hak istimewa yang tidak seharusnya diterimanya. 

Ketika binatang lain ingin menyuarakan pendapat, pengawal-pengawal Napoleon yaitu para anjing akan menggertak sehingga pendapat tersebut tidak pernah didengar. Kediktatoran Napoleon membawa peternakan binatang dalam keadaan yang lebih buruk daripada sebelumnya.

Novel Animal Farm membantu kita membuka mata mengenai fakta-fakta politik. Penggambaran karakter baik manusia maupun hewan dalam novel ini cukup intens. Misalnya tokoh Squealer, digambarkan sebagai babi yang sangat manipulatif. Ia pandai memutar balikkan fakta, menghasut binatang-binatang untuk patuh pada Napoleon, padahal kebijakan-kebijakannya jauh dari kata bijaksana. 

Ada juga tokoh bernama Benjamin, seekor keledai tua yang skeptis, satu-satunya hewan yang sadar akan kediktatoran para babi. Namun, Benjamin tidak berusaha membuat binatang lain mengerti. Hal itu ia lakukan agar hidupnya bertahan lebih lama. Napoleon, pemimpin peternakan yang menindas binatang lain demi kepentingannya, egois, sama seperti tuan Jones bahkan lebih parah darinya.

Animal Farm telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh berbagai penerbit seperti Benteng Pustaka, Gramedia, Penerbit Seminar, Penerbit Iqra’, Shira Media dll. Banyaknya penerbit yang menerjemahkan novel Animal Farm mempengaruhi ragam covernya. Kendati demikian, keseluruhan isi dari Animal Farm tetaplah sama.

Bagi kamu yang tertarik dengan novel berbau alergi politik, Animal Farm cocok untuk kamu baca atau bahkan wajib dibaca siapa saja. Pembawaan ceritanya rapi dan sukses membawa pembaca lebih kritis dalam berpikir mengenai suatu hal, utamanya mengenai politik. 

Berikut identitas novel Animal Farm:

Judul : Animal Farm 

Penulis : George Orwell

Tahun terbit : 17 Agustus 1945 (cetakan pertama)

Tebal halaman : 112 halaman Edisi paperback Inggris (terbitan asli).

***

Tentang Penulis

Fifi Farikhatul Munfaridah, aktif menulis sejak 2022. Tulisannya terbit dibeberapa media seperti IDN Times, suara.com, Ufukliterasi.com, nyangkem.id, Majalah Mahasiswa DIMeNSI dll. Mempunyai blog pribadi juga. Quotesnya pernah dibukukan dalam buku antologi bersama “Melekatkan yang Patah” (2023). Dapat ditemui di Instagramnya @fifi.id_

Komunitas Ufuk Literasi
Komunitas Ufuk Literasi Aktif menemani pegiat literasi dalam belajar menulis sejak 2020. Menghasilkan belasan buku antologi dan sukses menyelenggarakan puluhan kegiatan menulis yang diikuti ratusan peserta.

Posting Komentar