[REVIEW] Novel Malice, Catatan Pembunuhan sang Novelis - Karya Keigo Higashino
![]() |
| novel Malice Karya Keigo Higashino (gramedia.com/edited by canva) |
Salah satu novel Keigo Higashino yang menarik perhatian saya adalah Malice. Mengapa? Karena penyajian alur dalam novel ini sungguh memukau. Pembaca akan dibawa dalam ‘jebakan’ yang sengaja dibuat penulis.
Setiap babnya memiliki plot twist yang mampu membuat saya tidak berhenti-berhenti membaca. Selain itu, novel ini diambil dari kaca mata dua orang karakter yaitu Nonoguchi Osamu dan detektif Kaga Kyoichiro.
Malice berkisah tentang seorang novelis terkenal Hidaka Kunihiko yang secara tiba-tiba ditemukan tewas di ruang kerjanya di malam saat Hidaka hendak pergi ke Kanada. Jasad tersebut ditemukan dalam keadaan mengenaskan, leher dicekik oleh kabel telepon. Jasad Hidaka Kunihiko ditemukan oleh sang istri Rie-san, dan sahabatnya sendiri Nonoguchi Osamu.
Hidaka Kunihiko-san adalah seorang novelis yang memulai debutnya dengan menulis novela. 10 tahun kemudian ia menerima penghargaan Penulis Pendatang baru, disusul Penghargaan karya Sastra berkat karyanya Api Semu 4 tahun kemudian. Dari sini karir Hidaka Kunihiko sebagai penulis mulai mengalami perjalanan yang mulus. Namun, siapakah yang tega membunuh Hidaka Kunihiko?
Detektif Kaga Kyoichiro yang menangani kasus ini pun merasa ada banyak kejanggalan. Termasuk pada kedua orang yang menemukan jasad Hidaka. Kendati demikian, keduanya punya alibi kuat untuk menyangkal insting dan kepekaan detektif Kaga.
Plot yang ditulis Keigo Higashino memang tidak dapat ditebak. Pasalnya di halaman awal, tepatnya sekitar 60 an pelaku pembunuhan tersebut sudah terungkap. Lalu di pertengahan novel pembaca dibawa ke suasana seakan cerita hamper mencapai ending, padahal masih ada 100 halaman berikutnya. Nah, mulai dari sini puzzle-puzzle kejanggalan pembunuhan Hidaka terungkap.
Menurut saya, ada karakter yang berperan penting dalam novel ini yaitu Kaga Kyoichiro. Melalui insting dan kepekaannya sebagai detektiflah kebenaran motif pelaku yang disembunyikan dapat terungkap. Ketika menyelidiki kasus, detektif Kaga tidak pernah puas dengan satu inoformasi atau satu sumber saja, ia akan terus mengorek kejanggalan itu hingga akar-akarnya.
Detektif Kaga bersedia mewawancarai orang-orang yang semasa hidupnya pernah bersinggungan dengan pelaku, meskipun kadang kala informasi tersebut malah menjadikan teorinya terpecah. Sampai titik terakhir pun pelaku tidak mengungkap apa motif di balik perilakunya. Ia juga tidak menyangkal semua catatan atas teori detektif Kaga.
Melalui novel Malice, dapat ditarik kesimpulan bahwa bagaimana pun kehidupan yang kita alami akan selalu ada orang yang tidak suka. Namun, sebagai sebagai sesama manusia jangan pernah menyimpan perasaan buruk terhadap orang lain.
Jika suatu saat perasaan itu muncul, segera buang jauh-jauh dan ingat saja apa kebaikan orang tersebut. Satu hal lagi yang menjadi daya Tarik novel Milace adalah kontras kecerdikan pelaku dengan insting seorang detektif yang selalu bertolak belakang. Tertarik membaca novel Milace; Misteri Pembunuhan sang Novelis? Yuk pinang di toko buku terdekat!
Identitas Buku
Judul Buku: Malice; Catatan Pembunuhan sang Novelis
Penulis: Keigo Higashino
Tebal: 304 Halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2020
Alih Bahasa: Faira Ammadea
***
Tentang Penulis
Fifi Farikhatul Munfaridah, seseorang yang sedang berusaha menapaki setiap jengkal puisi. Tulisannya terbit di Majalah Mahasiswa DIMeNSI, IDN Times, suara.com, nyangkem.id. Mempunyai blog pribadi. Quotesnya pernah dibukukan dalam buku Melekatkan yang Patah (2023).
%20(1).png)
Posting Komentar