[REVIEW] Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati - Karya Brian Khrisna

Table of Contents
Cover Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati Karya Brian Khrisna
Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati (gramedia.com/edited by canva)
Pernah merasa hidupmu berat dan ingin menyerah? Inilah kisah dalam novel “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati” karya Brian Khrisna. Lebih dari sepuluh buku telah diterbitkan oleh penulis kelahiran 17 Januari 1992 ini. Diantara novelnya yang populer adalah 23:59 (2023), Kudasai (2019), Bandung Menjelang Pagi (2025), The Book of Almost (2018), dan Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati (2025). 

Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati berkisah tentang seorang budak korporat ibukota bernama Ale, laki-laki berumur 37 tahun dengan tubuh bongsor. Kehidupannya begitu sepi, orang-orang disekitar Ale seakan tidak menaruh peduli padanya. Hidup Ale jauh dari kata beruntung, baik dari sisi percintaan, rekan kerja, hingga orang tua. 

Secara tidak langsung hal itu membuat Ale depresi dan berencana mengakhiri hidup. 24 jam sebelum mengakhiri hidup, Ale melakukan hal-hal yang tidak pernah ia lakukan seperti menikmati makan siang bersama satpam apartemen, membagikan makanan ke kucing-kucing liar hingga membuat surat permohonan maaf.

Ale memutuskan makan seporsi mie ayam sebelum ia mengakhiri hidup. Namun, keputusan tersebut menjadi awal perjalanan yang membawanya berkelana, melihat kehidupan dengan kacamata lain. Selama tiga minggu, secara tidak sengaja Ale bertemu orang-orang yang mampu membantunya membuka mata lebih lebar dalam ‘melihat’ dunia. 

Meskipun pertemuan dengan orang-orang tersebut berjalan singkat, hal itu mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini terpendam. Misalnya ketika Ale bertemu Murad untuk pertama kalinya Ale merasa dimanusiakan. Saat bertemu Bu Marni Ale belajar cara menghargai hidup. Ketika bertemu Pak Jipren, Ale belajar menghargai dan mengapresiasi diri sendiri dan tiga orang lainnya yaitu Mami Louisse, Pak Uju, serta Ipul. 

Brian Khrisna mengemas novel ini dengan sangat epik. Beberapa part dalam novel sangat menyentuh  bahkan related dengan kehidupan zaman sekarang. Tidak hanya itu, novel ini dibumbui beberapa quotes yang menambah daya tarik novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati. Penempatan quotes pun beragam, ada yang pada setiap awal bab, ada juga yang disisipkan dalam beberapa dialog.

Novel dengan tebal 216 halaman ini disajikan dengan singkat, padat, namun tetap sesuai dengan alur cerita. Alurnya tidak bertele-tele dan cenderung cepat. Meskipun begitu, semua pesan dalam novel tersampaikan dengan baik. Berdasarkan informasi dari Instagram @grasindo_id, per 3 September 2025 novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati telah cetak ulang ke 58 sejak terbit. Hal ini menunjukkan kepopuleran novel di berbagai kalangan.

Cover novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati secara garis besar didominasi warna biru dan sedikit warna hitam. Semangkuk mie ayam lengkap dengan toppingnya turut menghiasi cover novel ini. Di Sisi sebelah kanan mangkok mie ayam ada ilustrasi seorang pria sedang memegang kepala yang dapat diibaratkan sebagai seseorang sedang depresi. 

Cover bagian belakang terdapat ilustrasi gerobak mie ayam beserta sinopsis singkat. Tidak hanya itu, setiap bab pada novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati juga memuat ilustrasi yang menggambarkan isi pada bab tersebut. Ilustrasi ini ditempatkan pada bagian paling depan pada tiap-tiap bab. Misalnya pada bab “500 Perak Bolu Kukus” diberi ilustrasi kue kukus di tangan Ale, kue kukus di toples, serta sebuah sepeda motor.

Melalui novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati, pembaca dapat mengambil banyak pesan moral. Khususnya mengenai cara berdamai dengan keadaan, serta adanya harapan pada setiap kesedihan dan luka melalui hal-hal sederhana. Tertarik membaca novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati karya Brian Khrisna? Yuk, pinang di toko buku terdekat!

Berikut identitas buku Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati:

Judul : Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati 

Penulis : Brian Khrisna 

Penerbit         : PT Gramedia Widiasarana

Tahun terbit : Mei 2025 (cetakan ketigapuluh)

Tebal halaman     : 216  halaman 

***

Tentang Penulis

Fifi Farikhatul Munfaridah, seseorang yang sedang berusaha menapaki setiap jengkal puisi. Tulisannya terbit di Majalah Mahasiswa DIMeNSI, IDN Times, suara.com, nyangkem.id. Mempunyai blog pribadi. Quotesnya pernah dibukukan dalam buku Melekatkan yang Patah (2023).

Komunitas Ufuk Literasi
Komunitas Ufuk Literasi Aktif menemani pegiat literasi dalam belajar menulis sejak 2020. Menghasilkan belasan buku antologi dan sukses menyelenggarakan puluhan kegiatan menulis yang diikuti ratusan peserta.

Posting Komentar